UZBEKISTAN (Arrahmah.com) – Menginga peristiwa baru-baru ini di Timur Tengah, murtadin di Uzbekistan memutuskan untuk melakukan “tindakan pendahuluan” terhadap kemungkinan unjuk rasa oleh Ummat Islam.
Situs UmmaNews melaporkan bahwa segera setelah aksi unjuk rasa meliputi hampir seluruh negara Arab, murtadin Uzbekistan menginstruksikan pemimpin kelompok yang disebu “kolektif kerja” untuk menghukum berat siapa saja yang melaksanakan sholat di tempat kerja mereka.
Selanjutnya Muslim dilarang untuk menunaikan sholat di bawah ancaman pemecatan.
Selain itu, shalat Jumat di masjid-masjid dilarang. Semua masjid dilengkapi kamera pengintai yang merekam segala sesuatu yang terjadi di dalamnya.
Anak di bawah umur 16, yang datang ke pertemuan Muslim, kini dikenakan kontrol khusus. Mereka dilarang tinggal dengan mukmin dewasa.
Perlu dicatat bahwa di Uzbekistan jumlah pemuda Muslim, khususnya yang lebih muda dari 18, yang mencoba mematuhi Islam, secara dramatis meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Sosiolog dari lembaga penegak kafir yakin bahwa pemuda Muslim yang memiliki “pemikiran yang belum terbentuk” mungkin jatuh di bawah pengaruh ide-ide jihad dan menimbulkan ancaman yang paling serius terhadap rezim oleh spontanitas dan kepercayaan mereka.
Polisi Lalu Lintas mulai sekarang memberhentikan setiap kendaraan yang dikemudikan oleh Muslimah yang menutup aurat.
Karena kini diyakini internet menjadi senjata ampuh di dunia untuk menciptakan komunitas virtual yang suatu saat bisa berubah menjadi nyata, murtadin Uzbekistan terus memblokir situs-situs yang tidak diinginkan oleh rezim. (haninmazaya/arrahmah.com)