DARAA (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Suriah meningkatkan penembakan terhadap daerah kantong oposisi di kota selatan Daraa dalam upaya untuk menegaskan kontrol atas daerah yang telah menentang otoritas negara sejak direbut kembali tiga tahun lalu, kata saksi mata, tentara dan penduduk.
Serangan tentara di kawasan lama Daraa mengalami pukulan pada Kamis ketika pejuang oposisi melancarkan serangan balasan di seluruh provinsi, menangkap puluhan tentara.
Tentara sejak itu telah mengirim ratusan pasukan elit, lusinan tank dan kendaraan lapis baja untuk menyerbu daerah kantong di mana protes damai terhadap pemerintahan keluarga Asad dimulai pada 2011 dan disambut oleh kekuatan mematikan sebelum menyebar ke seluruh negeri.
Para pejuang mengganggu lalu lintas di sepanjang jalan raya Damaskus-Daraa menuju perbatasan dengan Yordania, yang menutup titik persimpangan pada Ahad (1/8/2021), lansir Reuters.
Tentara rezim Suriah, dibantu oleh kekuatan udara Rusia dan milisi Iran, merebut kembali kendali provinsi yang berbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan “Israel” pada 2018.
Kesepakatan yang ditengahi Rusia pada saat itu memaksa pejuang oposisi untuk menyerahkan senjata berat tetapi membuat tentara tidak memasuki banyak kota termasuk kawasan tua ibukota provinsi yang dikenal sebagai Daraa al Balaad.
Tentara rezim pada Ahad menyalahkan “teroris” karena menggagalkan beberapa putaran negosiasi dengan tokoh-tokoh oposisi sejak pekan lalu untuk memungkinkan tentara mendirikan pos-pos pemeriksaan di daerah kantong itu.
Pihak oposisi bersikeras bahwa perjanjian itu hanya mengizinkan kontrol sipil, kata pejabat setempat.
“Rezim ingin mengakhiri apa yang mereka lihat sebagai simbol hidup dari pemberontakan melawannya. Jika mereka membungkamnya dengan mengembalikan tentara, mereka akan menaklukkan seluruh wilayah Hauran,” Abu Jehad al-Horani, seorang pejabat oposisi, mengatakan kepada Reuters dari dalam daerah kantong itu.
Badan-badan bantuan yang berbasis di Damaskus mengatakan sedikitnya 2.000 keluarga meninggalkan rumah mereka sejak pertempuran dimulai pada Kamis. (haninmazaya/arrahmah.com)