DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah Suriah menyatakan berencana untuk berpartisipasi dalam “pembicaraan damai” 22 Januari mendatang di Jenewa namun menegaskan bahwa Bashar al Assad tidak akan menyerahkan kekuasaan, ujar sumber kementerian luar negeri rezim Nushairiyah pada Rabu (27/11/2013).
“Suriah mengumumkan partisipasi delegasi resmi di bawah perintah (Assad) dan tuntutan rakyat Suriah dengan prioritas utama menghilangkan ‘terorisme’,” lapor AFP mengutip sumber yang berbicara kepada kantor berita milik rezim, SANA.
“Pembicaraan damai” di Jenewa diklaim bertujuan untuk mengakhiri perang Suriah yang telah berlangsung lebih dari dua tahun dan menewaskan lebih dari 120.000 orang, menurut laporan PBB. Pembicaraan tersebut dinyatakan akan menyepakati pemerintah transisi untuk mengakhiri konflik. Namun, rezim Nushairiyah dengan tegas mengatakan tidak akan menyerahkan kekuasaan, sementara pihak oposisi Suriah yang didukung Barat bersikeras menetapkan bahwa Assad tidak harus memiliki peran untuk masa depan negara atau pemerintah transisi.
Sumber rezim Suriah mengkritik Perancis, Inggris dan kementerian luar negeri lainnya serta agen mereka di dunia Arab yang telah bersikeras bahwa tidak ada tempat bagi Bashar al Assad dalam masa transisi.
“Kementerian mengingatkan mereka bahwa usia kolonialisme berakhir dan mereka harus bangun, jika tidak akan sia-sia bagi mereka untuk menghadiri Jenewa II,” klaimnya.
Itu adalah tanggapan resmi pertama dari Damaskus untuk pengumuman minggu ini mengenai konferensi Jenewa yang akan diadakan pada 22 Januari mendatang yang diselenggarakan oleh PBB, Rusia dan Amerika Serikat. (haninmazaya/arrahmah.com)