DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Suriah telah menangkap sekitar 50 anak di pemerintahan Homs setelah selebaran dibagikan di antara penduduk setempat yang menyatakan dukungan untuk revolusi Suriah, Orient News melaporkan.
Aktivis setempat mengatakan kepada wartawan bahwa anak-anak di bawah umur, yang berusia antara 13 dan 16 tahun, ditahan oleh dinas intelijen dalam penggerebekan di rumah dan sekolah mereka di kota Al-Rastan pada Selasa (26/2/2019); hampir tiga hari kemudian, lokasi mereka saat ini masih belum diungkapkan.
Kampanye penangkapan terjadi setelah selebaran ditemukan di dekat sebuah masjid setempat yang menyatakan dukungan untuk kelompok oposisi Ahrar Al-Shaam di antara faksi-faksi lainnya. Tidak jelas apakah anak-anak bertanggung jawab untuk membagikan selebaran atau jika penangkapan adalah upaya untuk menghukum anggota keluarga yang diduga menerbitkan selebaran. Kerabat hanya diberitahu bahwa anak-anak aman, tetapi tidak ada skala waktu yang ditetapkan untuk pembebasan mereka.
Penahanan terbaru telah memicu ketakutan akan pembalasan lebih lanjut terhadap penduduk setempat, dengan beberapa menyatakan keinginan untuk melakukan perjalanan ke Idlib, kubu oposisi terakhir, untuk melarikan diri dari apa yang mereka anggap taktik intimidasi dari Damaskus.
Gelombang penangkapan juga mengikuti berita bahwa tiga pemuda dari Al-Rastan yang sebelumnya ditahan oleh pemerintah telah tewas di penjara, dilaporkan sebagai akibat dari penyiksaan.
Menurut Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sekitar 14.000 orang tewas di bawah penyiksaan di penjara-penjara Suriah sejak 2011, 11.000 di antaranya berada di fasilitas Saydnaya; 82.000 lainnya telah menghilang secara paksa, dengan keberadaan mereka masih belum diketahui.
Homs dikuasai kembali oleh rezim Suriah dengan bantuan sekutu Rusia Mei lalu, setelah mencapai kesepakatan rekonsiliasi dengan pejuang oposisi, yang sebagian besar dipindahkan ke bagian utara negara itu. Namun meskipun melanggar ketentuan kesepakatan negosiasi, ratusan warga yang tetap di provinsi itu menemukan diri mereka ditahan secara sewenang-wenang.
Bahkan mereka yang tidak terlibat dalam pertempuran telah menjadi sasaran; tahun lalu 11 anggota unit pertahanan sipil Helm Putih ditahan di Al-Rastan dengan tuduhan mendukung kegiatan ilegal.
Para aktivis telah mencatat bahwa pembalasan oleh pemerintah Suriah terhadap mantan pendukung revolusi mengingatkan pada tindakan yang diambil oleh rezim pada hari-hari awal Musim Semi Arab; pada 2011, penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan Hamza Al-Khateeb yang berusia 13 tahun dari Daraa adalah percikan awal protes nasional.
(fath/arrahmah.com)