DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Suriah pada Rabu (16/9/2020) menyebut Amerika Serikat sebagai “negara nakal” setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia ingin membunuh Bashar Asad.
“Pengakuan Trump atas langkah tersebut menegaskan bahwa pemerintah AS adalah negara yang nakal,” ujar kementerian luar negeri Suriah yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah SANA.
“Itu seperti taktik yang digunakan oleh kelompok teroris saat melakukan pembunuhan,” katanya, sehari setelah Trump membuat pernyataan mengenai rencana pembunuhan Bashar Asad di acara pagi Fox & Friends.
Dalam acara tersebut, Trump juga menjelaskan bahwa Menteri Pertahanannya, Jim Mattis, menentang rencana pembunuhan Bashar Asad pada 2017.
“Saya lebih suka membawanya keluar. Saya sudah mempersiapkannya,” kata Trump. “Tapi Mattis tidak ingin melakukannya. Mattis adalah jenderal yang sangat disanjung, dan saya melepaskannya,” imbuhnya.
Trump dilaporkan mempertimbangkan untuk membunuh Bashar Asad setelah rezim yang dipimpinnya diduga melancarkan serangan dengan menggunakan senjata kimia kepada warga sipil Suriah.
Namun, pernyataan Trump yang dikeluarkannya pada Selasa (15/9) bertentangan dengan komentar lainnya yang dia buat kepada wartawan di kantor Oval pada 5 September 2018. Di mana dia mengatakan bahwa membunuh Bashar Asad “bahkan tidak pernah direncanakan”. (rafa/arrahmah.com)