ALEPPO (Arrahmah.com) – Pasukan Syiah Nushairiyyah dan milisi pendukungnya telah melewati garis pertahanan pertama Mujahidin di kota Aleppo timur dan merangsek sejauh satu kilometer dari kubu Mujahidin pada Minggu (27/11), sumber-sumber militer oposisi mengatakan kepada Syria Direct, di tengah-tengah proses pengungsian penduduk sipil massal.
Tentara Syiah Nushairiyyah (SAA) dan milisi sekutunya maju ke barat dari wilayah mereka di timur dari kota Aleppo pada Sabtu untuk merebut distrik Masakin Hanano. Pada hari Minggu, media rezim Suriah melaporkan bahwa pasukannya maju lebih jauh, merebut distrik Jabal Badro yang berdekatan dengan selatan kota Aleppo.
Pada saat berita ini dilaporkan, bentrokan sengit antara Mujahidin Suriah dan rezim Syiah tengah berlangsung di wilayah strategis yang dikuasai Mujahidin, Distrik Sakhour yang berada di sebelah Masakin Hanano dan Jabal Badro ke arah barat. Jika rezim berhasil merebut Sakhour, maka itu akan membuat Mujahidin terjepit, rezim Syiah akan mengisolasi sekitar 20 persen wilayah yang dikuasai Mujahidin di timur kota Aleppo dari sisa wilayah lainnya.
Sementara itu menurut sumber militer salah satu faksi Mujahidin di timur Aleppo, yang meminta agar identitasnya dirahasiakan, bahwa rezim Nushairiyyah belum berhasil merebut sepenuhnya Sakhour, “mereka tengah maju ke distrik, Rezim mengerahkan segala sesuatu yang mereka miliki untuk mendapatkannya, baik dengan pesawat tempur maupun serangan darat.”
Serangan pada hari Minggu adalah bagian dari kampanye rezim Suriah dan Rusia yang telah berlangsung selama dua minggu yang bertujuan untuk merebut seluruh wilayah di kota Aleppo timur. Serangan udara intens telah mengakibatkan ratusan warga sipil gugur dan meninggalkan kota –yang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 250.000 penduduk- ditambah tidak adanya rumah sakit yang dapat beroperasi (karena dahsyatnya bombardir rezim), seperti yang dilaporkan oleh media Syria Direct.
Pada hari Sabtu, pasukan rezim Suriah dan sekutunya Rusia dilaporkan menembakkan lebih dari 150 serangan udara dan 2.500 peluru artileri di kota timur Aleppo dan pedesaan sekitarnya, menewaskan sedikitnya 46 warga sipil dan melukai 325 lainnya, Pertahanan Sipil Suriah melaporkan. Mujahidin terpaksa mundur dari Masakin Hanano pada Sabtu setelah lebih dari tiga hari bertempur. Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah Mujahidin kehilangan distrik tersebut, pasukan rezim mampu mengambil kendali atas distrik Jabal Badro.
Mujahidin dan rezim Suriah dan sekutunya telah terlibat lusinan pertempuran sengit di berbagai front pertempuran di sekitar Aleppo timur dalam beberapa hari terakhir. “Rezim dipastikan tidak membuat kemajuan mereka dengan mudah,” Mohammad Adeeb, juru bicara faksi Mujahidin Nuruddin Zinki, mengatakan kepada Syria Direct pada hari Minggu. “Tapi, pada akhirnya, mereka menempatkan tekanan pada semua benteng pertahanan kami, dan kami terus sibuk dengan semua bentrokan.” “Dalam lima tahun saya berjuang, saya belum pernah melihat pemboman intens seperti apa yang terjadi dalam lima hari terakhir di Aleppo,” tambah Adeeb.
Kemajuan rezim Assad pada akhir pekan ini merupakan kemajuan terpesat yang didapat semenjak Mujahidin mengambil alih kota bagian timur Aleppo itu pada tahun 2012. Pada saat berita ini dipublikasikan, pasukan rezim hanya menyisakan beberapa meter lagi untuk memisahkan wilayah kekuasan Mujahidin menjadi dua, skenario yang diklaim oleh saluran media pro-rezim, Al-Masdar pada hari Sabtu akan menyebabkan “kematian yang tak terelakkan bagi faksi Islam di daerah tersebut”.
Kemajuan militer didampingi oleh laporan eksodus sipil secara massal, baik ke daerah kekuasaan Mujahidin maupun rezim. Kantor berita rezim, SANA, mengklaim sebanyak 1.500 warga Aleppo timur melarikan diri dari wilayah yang dikuasai oposisi ke wilayah rezim di sebelah barat dan timur.
Namun klaim tersebut dibantah oleh sumber Mujahidin. Sumber yang berada di garis depan pertempuran yang sedang berlangsung tidak mengakui eksodus warga ke wilayah rezim. Jurnalis warga timur Aleppo, Ammar Jaber mengatakan pada hari Minggu bahwa “sebanyak 1.000 keluarga melarikan diri dari distrik utara Aleppo timur selama akhir pekan, menuju ke selatan, ke wilayah yang dikuasai Mujahidin.“ “Situasi di luar sana benar-benar kacau,” Thaher Al-Halabi, jurnalis warga lainnya mengatakan kepada Syria Direct. Jurnalis yang merupakan asli warga Aleppo ini menambahkan, “Warga sipil Palestina takut eskalasi dalam pemboman dan melarikan diri ke daerah yang lebih aman.”
(umarmukhtar/sd/arrahmah.com)