DAMASKUS (Arrahmah.com) – Penyelidik hak asasi manusia PBB mengatakan rezim Suriah menggunakan apa yang mereka sebut “penghilangan paksa” sebagai bagian dari kampanye teror terhadap warga sipil.
Ribuan orang telah dibawa pergi, dengan sebagian besar dari mereka tidak pernah terlihat lagi, ujar sebuah laporan kelompok ham seperti dilansir BBC (19/12/2013).
Bukti dalam laporan ini berasal dari mantan perwira di tubuh tentara Suriah yang telah membelot dan dari keluarganya diketahui bahwa dia telah menghilang.
“Penghilangan paksa tersebut dilakukan sebagai bagian dari kampanye teror terhadap penduduk sipil,” ujar studi oleh Komisi Independen Internasional penyelidikan di Suriah.
“Ada alasan yang kuat untuk percaya bahwa penculikan tersebut dilakukan oleh pasukan pemerintah, sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematis terhadap penduduk sipil dan itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Banyak keluarga dari korban penculikan takut untuk menanyakan keberadaan kerabat mereka, para peneliti menambahkan.
Pada awal konflik Suriah, para pemuda yang mengambil bagian dalam demonstrasi anti-rezim telah secara sistematis diculik dan tidak pernah terlihat lagi.
Sejak saat itu, penangkapan mulai melebar di mana orang-orang seperti warga sipil yang tinggal di daerah yang dikuasai oleh Mujahidin dan staf medis yang merawat korban luka menjadi sasaran.
Beberapa keluarga menerima jenazah kerabat mereka yang diculik dan ditubuhnya terlihat tanda-tanda penyiksaan yang jelas. Seringkali tidak ada informasi yang diberikan tentang alasan penahanan atau penyebab kematian.
Sejak awal konflik hingga saat ini, PBB memperkirakan lebih dari 100.000 orang telah tewas dan lebih dari dua juta melarikan diri dari negara tersebut, skeitar setengah dari mereka adalah anak-anak. (haninmazaya/arrahmah.com)