IDLIB (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dilaporkan menggunakan gas beracun sebanyak delapan kali selama lima bulan di daerah yang berbeda di Suriah, menurut pernyataan kelompok pemantau pada Selasa (16/2/2016).
Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) yang berbasis di London mengatakan gas telah digunakan antara 1 Agustus dan 31 Desember tahun lalu, sebagian besar di Idlib, pinggiran Damaskus, Hama, Homs, Daraa dan Deir Azzur, lansir Zaman Alwasl pada Rabu (17/2).
Di bawah Resolusi Dewan Keamanan PBB 2118, Suriah telah dilarang memperoleh atau mentransfer senjata kimia. Resolusi itu disahkan setelah serangan kimia di Ghautah Timur, pinggiran Damaskus pada 2013 yang membunuh lebih dari 1.400 orang.
Namun sejak saat itu, masih terdapat laporan penggunaan gas beracun oleh rezim.
87 orang dilaporkan tewas dan 867 luka-luka oleh paparan gas beracun dalam lima bulan terakhir di tahun 2015, ujar laporan SNHR.
“Penggunaan gas klorin dianggap sebagai pelanggaran resolusi DK PBB dan perjanjian yang ditandatangani oleh ‘pemerintah’ Suriah pada 14 September 2013 yang melarang penggunaan gas beracun,” ujar pernyataan SNHR.
Tim SNHR mengunjungi daerah yang diduga menjadi target serangan senjata kimia dan mengumpulkan sampel juga keterangan saksi.
Kelompok pemantau tersebut menuntut DK PBB untuk mengambil langkah-langkah serius dalam menanggapi insiden tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)