NEW YORK (Arrahmah.com) – Dewan Keamanan PBB (DK PBB) telah mengadopsi rancangan resolusi dari Amerika yang “mengutuk” penggunaan klorin di Suriah dan “mengancam” akan melakukan tindakan jika bahan kimia berbahaya tersebut digunakan lagi dalam serangan di masa mendatang.
Langkah itu didukung oleh 14 anggota dewan dari 15 pada Jum’at (6/3/2015) dengan Venezuela melakukan abstain dalam pemungutan suara.
Al Jazeera mengatakan bahwa itu adalah “momen langka” ketika DK PBB menyetujui sebuah resolusi.
Pada Januari, Al Jazeera mengklaim memperoleh salinan dari laporan oleh pengawas senjata kimia yang memperlihatkan bukti lebih lanjut tentang penggunaan senjata kimia di Suriah.
Laporan oleh misi pencari fakta dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), termasuk saksi mata dari helikopter yang menjatuhkan bom barel bersama dengan bahan kimia beracun.
Saksi melaporkan telah mendengar suara helikopter sebelum serangan terjadi.
Pada saat itu, Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power menulis bahwa “32 saksi melihat atau mendengar suara helikopter sebelum bom menghantam, 29 mencium bau klorin. Hanya rezim Suriah yang menggunakan helikopter”.
Laporan berisi 117 halaman menawarkan penemuan yang paling rinci sampai saat ini mengenai penggunaan senjata kiimia di Suriah.
Setelah pertemuan, duta Suriah untuk PBB Bashar Jaafari mengecam beberapa anggota dewan yang menyalahkan pemerintahnya untuk kekejaman yang berkaitan dengan apa yang disebut masalah kimia dan isu-isu lainnya.
Sedangkan duta Venezuela Rafael Ramirez mengatakan dewan harus menunggu sampai penyelidikan atas penggunaan klorin selesai sebelum mengambil masalah ini. Negara Amerika Selatan ini telah lama membela rezim yang dipimpin oleh Bashar al-Assad. (haninmazaya/arrahmah.com)