DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad telah menggunakan senjata kimia lebih dari 24 kali selama perang di negara tersebut, ujar laporan penyidik kejahatan perang yang diamanatkan PBB pada Rabu (6/9/2017), menambahkan bahwa mereka memiliki bukti kuat bahwa pesawat buatan Rusia yang digunakan oleh Angkatan Udara Bashar Asad telah melakukan serangan gas sarin yang menewaskan sedikitnya 83 warga sipil.
Dalam temuan yang paling meyakinkan sampai saat ini dari penyelidikan terhadap serangan senjata kimia selama konflik tersebut, Komisi Penyelidikan PBB di Suriah mengatakan sebuah pesawat tempur rezim menjatuhkan sarin ke Khan Sheikhoun di provinsi Idlib pada April lalu dan membunuh lebih dari 80 warga sipil, lansir Daily Sabah.
“Pasukan ;pemerintah’ terus menggunakan senjata kimia melawan warga sipil di daerah yang terkepung. Dalam insiden terparah, angkatan udara rezim menggunakan sarin di Khan Sheikhoun, Idlib, membunuh puluhan orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” ujar laporan yang menyatakan bahwa itu adalah kejahatan perang.
Serangan tersebut sebelumnya diidentifikasi mengandung sarin. Namun kesimpulan yang dikeluarkan oleh misi pencari fakta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) tidak mengatakan siapa yang melaksanakannya.
Dalam laporan ke-14 sejak 2011, peneliti PBB mengatakan bahwa mereka telah melakukan semua dokumentasi mengenai serangan senjata kimia sampai saat ini. Dua puluh tujuh serangan kimia dilancarkan oleh pasukan rezim Asad termasuk tujuh serangan antara 1 Maret sampai 7 Juli lalu.
Rezim Asad telah berulang kali membantah menggunakan senjata kimia. Dikatakan bahwa serangan di Khan Sheikhoun telah menghantam depot senjata milik pasukan oposisi, sebuah klaim yang ditolak oleh penyelidik PBB.
Sebuah penyelidikan bersama yang terpisah oleh PBB dan OPCW dilauncurkan bertujuan untuk melaporkan siapa yang harus disalahkan atas serangan Khan Sheikhoun.
Penyelidik PBB mewawancarai 43 saksi, korban dan penanggap pertama yang terkait dengan serangan tersebut. Citra satelit, foto dari sisa-sisa bom dan laporan peringatan dini digunakan. (haninmazaya/arrahmah.com)