DOHA (Arrahmah.com) – Presiden Komite Nasional Qatar untuk Rekonstruksi Jalur Gaza, Duta Besar Muhammed Al-Emadi mengatakan bahwa ia memasuki Jalur Gaza untuk pertama kalinya dalam dua tahun melalui “Israel” setelah pihak berwenang Mesir menolak memberikan izin untuk melintasi wilayahnya, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Jum’at (20/3/2015).
Al-Emadi mengatakan bahwa situasi di Gaza jauh lebih memprihatinkan daripada dua tahun yang lalu karena akumulasi masalah yang disebabkan oleh blokade dan agresi “Israel”.
Ia mengatakan bahwa keputusan Mesir untuk mencegah masuknya bahan bangunan untuk merekonstruksi Gaza melalui perbatasan Rafah tidak hanya menunda menyelesaikan proyek tetapi juga menyebkan membengkaknya biaya yang dibutuhkan hingga tiga kali lipat setelah Qatar terpaksa harus membelinya dari “Israel”.
Al-Emadi mengungkapkan bahwa meskipun proyek rekonstruksi yang disponsori Qatar berhenti selama enam bulan karena agresi “Israel” dan penutupan perbatasan Rafah, tetapi sudah mengalami kemajuan dengan baik.
Duta Besar Qatar itu menyatakan bahwa dia merasa optimis atas penyelesaian rekonstruksi Gaza; terutama setelah mendapat tanggapan dari masyarakat internasional.
Dia menekankan bahwa Qatar telah secara aktif berusaha untuk mendesak negara-negara Arab dan Barat untuk mempercepat dimulainya proyek-proyek rekonstruksi.
Proyek-proyek rekonstruksi yang disponsori Qatar di wilayah Gaza akan selesai dalam jangka waktu dua tahun. Pembangunan itu akan mengubah wajah Gaza dan kehidupan rakyat Palestina menjadi lebih baik, ungkap El-Emadi.
El-Emadi menekankan bahwa negaranya tidak ikut campur dalam perbedaan internal antara Hamas dan Fatah dan upayanya hanya terbatas untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.
Berkomentar terkait masalah listrik yang dihadapi Gaza, pejabat senior itu mengatakan bahwa negaranya yakin bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan mengoperasikan pembangkit listrik dengan menggunakan gas alam yang bisa diambil di lepas pantai Gaza.
(ameera/arrahmah.com)