KAIRO (Arrahmah.com) – Presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis Mohammad Mursi, diancam oleh pejabat Mesir beberapa hari sebelum dia meninggal dunia, MEE melaporkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Selasa (25/6/2019).
MEE melaporkan bahwa Mursi ditekan untuk menyerahkan legitimasinya sebagai presiden terpilih Mesir dan tunduk pada rezim Abdel Fattah Al-Sisi, tetapi dia menolak.
Mursi diminta untuk membubarkan Ikhwanul Muslimin atau “menghadapi konsekuensinya,” kata MEE dalam laporan itu.
Dia menolak untuk berbicara tentang pembubaran Ikhwanul Muslimin, dengan mengatakan bahwa dia “bukan pemimpin gerakan.”
Mursi menolak ancaman itu dan dia meninggal dunia beberapa hari setelahnya.
Mursi telah berada di penjara dan menjalani beberapa persidangan sejak militer menggulingkannya pada Juli 2013 dan meluncurkan penumpasan besar-besaran pada Ikhwanul Muslimin.
Persidangan pada Senin pekan lalu adalah bagian dari persidangan ulang, yang diadakan di dalam Penjara Tura Kairo, dengan tuduhan spionase.
Ikhwanul Muslimin mengatakan rezim Mesir bertanggung jawab atas “kematian lambat yang disengaja” yang terjadi pada Mursi.
Pihak berwenang Mesir “memasukkannya ke dalam sel isolasi. Mereka menahan obat-obatan dan memberinya makanan yang menjijikkan, mereka tidak memberinya hak asasi manusia yang paling dasar,” kata Partai Kebebasan dan Keadilan Ikhwanul Muslimin dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situsnya. (haninmazaya/arrahmah.com)