DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim diktator di Damaskus memperluas dan memperkuat tindakan keras terhadap para pendemo. Pasukan dikirim ke beberapa kota di seluruh negeri.
Menurut versi resmi, yang didistribusikan oleh kantor berita negara, pihak berwenang sedang bertarung dengan “kelompok teroris bersenjata” di Daraa, Homs dan Baniyas.
Sementara itu, sumbe rindependen melaporkan bahwa massa turun ke jalan dan berkonfrontasi dengan militer hampir dengan tangan kosong. Rezim melakukan penekanan terhadap orang-orang tak bersenjata menggunakan tank dan senjata berat.
Terdapat laporan bahwa penembakan terjadi di Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, yang berlokasi di utara Damaskus.
Tentara yang didukung oleh tank bergerak lebih jauh ke dalam perumahan sipil. Dilaporkan bahwa seorang anak berusia 12 tahun dibunuh selama penindasan pemberontakan di kota itu. Media pemerintah juga melaporkan kematian enam tentara mereka. Wartawan asing tidak diijinkaan masuk ke negara itu. Tidak ada bukti independen bahwa pasukan rezim diktator diserang oleh orang-orang bersenjata.
Menurut Badan Pengawas Inggris untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Suriah, banyak tempat di Homs telah benar-benar dikepung, ribuan warga kota ditangkap.
Sekitar 15 orang tewas di sana selama aksi unjuk rasa digelar setelah Sholat Jumat pekan lalu.
Pemerintah mengklaim kematian 11 tentara dan polisi di kota itu oleh tangan “teroris”. Namun tidak memberikan bukti untuk mengonfirmasikan klaimnya.Operasi militer untuk memadamkan aksi protes juga terjadi di Baniyas dan Daraa. (haninmazaya/arrahmah.com)