BEIJING (Arrahmah.com) – Cina telah menambahkan satu lagi aksi diskriminasi ke daftar panjang kekejamannya terhadap minoritas Uyghur di Turkistan Timur, yang telah menyebabkan kawasan itu dianggap sebagai “negara polisi”.
Polisi di Turkistan Timur memotong gaun para Muslimah Uyghur di tengah jalan dengan pembenaran bahwa rok mereka “terlalu panjang,” menurut organisasi Documenting Oppression Against Muslims (DOAM) pada 13 Juli 2018 dan juga dirilis oleh organisasi Muslim Council of Hong Kong di situs mereka.
Insiden ini merupakan yang terbaru setelah otoritas Cina memaksa Muslim makan daging babi, melarang mereka berpuasa di bulan Ramadhan, memaksa mereka untuk menyatakan kekayaan mereka berasal dari Cina bukan Allah, membuat gadis-gadis muda tidak memakai jilbab atau laki-laki dari memelihara janggut, memaksa mereka untuk menjual alkohol dan banyak lebih banyak penindasan serupa dan penyiksaan mental lainnya.
Perempuan Muslim Uyghur juga dipaksa menikah dengan laki-laki non-Muslim Cina karena laki-laki Uyghur sengaja dikirim ke kamp konsentrasi. Kebijakan putus asa ini disinyalir merupakan salah satu upaya Cina untuk membersihkan Muslim secara genetis pelan-pelan. (Althaf/arrahmah.com)