AZERBAIJAN (Arrahmah.com) – Kementrian Dalam Negeri Azerbaijan telah memulai operasi hukuman besar-besaran di wilayah baratlaut Azerbaijan, dimulai pada Senin (5/4) lalu.
Informasi ini dilaporkan oleh media Azerbaijan, APA. Menurut laporan, operasi yang dinamai “Serhed-Siper” ini telah dilancarkan pada Senin (5/4).
Opersi dilakukan di distrik yang berbatasan dengan Imarah Kaukakus dan Georgia. Bersama dengan kepolisian dari wilayah Oghuz, Shaki, Gakh, Zagatala dan Balakan.
Klaim rezim Baku, operasi ini bertujuan untuk mengungkap fakta penyelundupan senjata dan narkoba.
Menurut sumber dari Baku, empat muslim ditangkap. Mereka ditahan di pos pemeriksaan Katekh ketika mereka pergi dari Balakan ke Zagatala. Dua dari mereka adalah penduduk wilayah Balakan dan namanya belum pernah dipublikasikan. Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka bersenjata.
Di hari yang sama, desa-desa yang berbatasan dengan Kabupaten Balakan digeledah oleh pasukan keamanan. Semua fasilitas transportasi dan penumpang diperiksa dengan begitu ketat. Selama melakukan penggeledahan tersebut, Rezim Baku mengaku telah menyita sejumlah besar senjata beserta amunisinya, dan telah menginterogasi penduduk setempat.
Sementara itu, masih menurut APA, operasi “Serhed-Siper” ada hubungannya dengan serangan terhadap dua stasiun metro di Moskow yang terjadi beberapa waktu yang lalu yang dilancarkan oleh mujahidin Imarah Kaukakus atas perintah Amir mereka, Dokka Umarov.
Baku Rezim juga mengklaim, melakukan operasi ini untuk menggagalkan rencana penyerangan kelompok “teroris” yang ingin menyerang Azerbaijan.
Nama-nama para tahanan itu adalah: Samir Nuriyev Dadash, Rafael Mugumov Ibrahim, Yashar Gurbanov Spartak, Roza Namazova Muzaffar, Khaver Namazova Hamza, Bella Panahova Muzaffar, dan juga warga negara Kaukasus Emirat’s, Elbert Gayrbiyev Elmirzayevich, yang diduga secara ilegal membawa sejumlah besar senjata api, amunisi, dan alat peledak ke Azerbaijan dari Georgia. (haninmazaya/KC/arrahmah.com)