DARAA (Arrahmah.com) – Sedikitnya delapan posisi di provinsi Daraa telah direbut oleh pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dari tangan pejuang Suriah dan pada Sabtu (30/6/2018), serangan udara membunuh sedikitnya 15 warga sipil, ujar laporan kelompok pemantau.
Sejak 19 Juni, didukung oleh Rusia, rezim Suriah telah melakukan kampanye pemboman mematikan di Suriah selatan dan berupaya merebut daerah strategis yang berbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan.
Pada Sabtu (30/6), pasukan rezim telah menguasai setengah dari wilayah Daraa, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris melaporkan, seperti dilansir Daily Sabah pada Ahad (1/7).
Delapan kota di provinsi itu telah direbut oleh rezim Asad di bawah kesepakata yang diperantarai Rusia.
Apa yang disebut dengan “rekonsiliasi”, telah melihat rezim merebut wilayah yang tadinya dikendalikan oleh pejuang Suriah, seringnya terjadi setelah serangan udara mematikan dilancarkan di wilayah yang menjadi target.
Serangan udara merenggut nyawa 10 warga sipil termasuk lima anakdi kota Al-Sahwa. Serangan udara rezim juga merenggut nyawa lima orang sipil di kota Ghasam, lanjut laporan SOHR.
Dengan “kesepakatan” di Daraa, rezim telah membelah wilayah berbentuk U yang dikendalikan oleh pejuang Suriah di Suriah selatan.
Merebut kembali seluruh provinsi Daraa akan menjadi kemenangan simbolis bagi rezim. Itu juga akan memungkinkan rezim untuk membuka kembali persimpangan Naseeb yang berbatasan dengan Yordania.
Saat ini hanya setengah dari provinsi Daraa termasuk bagian ibu kota yang masih dikuasai oleh pejuang Suriah.
“Rezim ingin kami menyerahkan segalanya, kota Daraa [ibu kota], persimpangan Naseeb, diri kita sendiri dan senjata berat. Ini tidak dapat diterima,” ujar negosiator pejuang oposisi mengatakan kepada AFP. (haninmazaya/arrahmah.com)