HOMS (Arrahmah.com) – Sehari setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan “misi selesai”, rezim Nushairiyah Suriah terus melukai dan membunuh warga sipil dengan serangkaian serangan di wilayah yang dikuasai pejuang di seluruh Suriah.
Aktivis lokal di Idlib dan Homs mengatakan kepada Middle East Eye bahwa serangan udara dan penembakan berlanjut dari Ahad hingga Senin setelah Amerika mengancam mereka akan melakukan serangan lagi jika Bashar Asad menggunakan senjata kimia lagi.
Kelompok pemantau dan relawan penyelamat mengatakan banyak yang terluka dengan sedikitnya enam orang terbunuh dalam serangan terbaru di pedesaan utara Homs, lansir MEE pada Senin (16/4/2018). Laporan situs berita lain mengatakan delapan orang telah tewas dalam serangan di Homs.
Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bahwa 25 serangan udara terjadi pada Ahad (15/4) di desa Ezzedin, timur laut Homs.
Saleh Daheik, seorang aktivis media yang tinggal di Homs mengatakan kepada MEE bahwa serangan udara juga menghantam desa Deir Foul dan Ezzedin.
Aktivis media mengklaim bahwa pesawat tempur telah lepas landas dari Al Shayrat atau pangkalan udara Tiyas di Homs yang dikuasai oleh rezim Asad.
“Kami tahu mereka lepas landas dari pangkalan udara ini karena selama enam tahun terakhir kami memiliki perangkat nirkabel yang dapat mendengarkan pasukan rezim,” ujarnya.
“Kami juga mendengarkan pergerakan dari pangkalan ini dan memasuki ruang operasi mereka, sehingga kami dapat memperingatkan warga sipil sebelum pesawat terbang keluar dan menyerang desa-desa.”
Khaldoun Barakat yang tinggal di Al-Rastan juga mengatakan bahwa jet telah terbang melewati rumahnya menuju pedesaan utara Homs.
“Dalam dua hari terakhir, kami telah mendengar sekelompok jet terbang di atas kami di daerah sekitar pedesaan Homs,” ujar Barakat yang tinggal di Khan Sheikhoun di mana serangan kimia pernah terjadi pada tahun 2017.
“Mengerikan melihat sejumlah besar pesawat terbang begitu dekat dengan kami, terutama setelah lebih dari satu tahun perdamaian dan kesepakatan dengan rezim untuk menghentikan pertempuran di daerah ini.”
Sementara itu warga Suriah di daerah yang dikuasai oleh pejuang oposisi menyambut baik serangan AS terhadap pasukan Asad, tetapi banyak yang mempertanyakan manfaat jangka panjang dari serangan itu.
“Kami berharap serangan akan terus berlanjut sampai mereka menjatuhkan rezim Asad, dan tidak hanya serangan untuk menghentikannya menggunakan senjata kimia,” ujar Daheik. (haninmazaya/arrahmah.com)