IDLIB (Arrahmah.com) – Rezim Bashar Asad yang didukung Rusia dan Iran telah merebut 40 wilayah pemukiman selama lima hari terakhir di provinsi Idlib, Suriah barat laut, meskipun wilayah tersebut ditetapkan sebagai zona de-eskalasi.
Sejak serangan dimulai pada 20 Desember, rezim dan sekutunya telah meluncurkan kampanye militer terutama di kota Maaret Al-Nu’man dan Saraqib serta daerah pedesaan di sekitarnya.
Meskipun wilayah itu merupakan bagian dari zona de-eskalasi, rezim dan sekutunya pada Selasa malam mengambil kendali atas lima desa lagi di Maaret Al-Nu’man, sehingga jumlah desa yang direbut menjadi 40.
Pasukan rezim kini kurang dari empat kilometer (dua mil) dari kota strategis Maaret Al-Nu’man, menurut laporan AFP (26/12/2019).
Pada bulan September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Namun sejak saat itu, lebih dari 1.300 warga sipil telah tewas dalam serangan oleh rezim dan pasukan Rusia di zona de-eskalasi ketika gencatan senjata terus dilanggar.
Serangan-serangan itu menargetkan rumah sakit, sekolah, Masjid dan rumah untuk memaksa warga sipil keluar dari kota dan menjauhkan mereka dari rumah mereka, menurut Kelompok Koordinasi Respons Suriah.
Pada Selasa (24/12), pejuang Suriah berhasil merebut kembali Talmanes dan desa yang berdekatan, menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Rezim Damaskus, yang sekarang mengendalikan 70 persen dari Suriah, telah berulang kali bersumpah untuk mengambil kembali kendali provinsi Idlib. (haninmazaya/arrahmah.com)