DAMASKUS (Arrahmah.com) – Setidaknya 614 warga sipil telah tewas di Suriah sejak perjanjian penghentian permusuhan mulai berlaku pada akhir Februari tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Anadolu Agency.
Data tersebut berdasarkan laporan yang diajukan oleh Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
Hari yang paling mematikan sejak awal gencatan senjata terjadi pada Selasa (19/4) ketika lebih dari 50 orang tewas dalam serangan terpisah di negara yang dilanda perang itu.
Pada Selasa (19/4), pemimpin delegasi oposisi Suriah untuk pembicaraan damai di Jenewa menyeru masyarakat internasional untuk menegakkan kesepakatan gencatan senjata yang menurutnya telah dilanggar di sebagian besar negara.
Riad Hijab, koordinator kepala Komite Negosiasi tinggi, menyatakan bahwa gencatan senjata tidak ada lagi di Suraih, dan mengatakan bahwa lebih dari 550 warga Suriah telah tewas dan hampir 1.100 terluka sejak kesepakatan “penghentian permusuhan” antara pihak-pihak yang bertikai itu diberlakukan pada akhir Februari.
Suriah telah terperangkap dalam perang yang dahsyat sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Asad menumpas para pengunjuk rasa dengan kejam. Sejak itu, lebih dari 250.000 orang telah tewas, menurut hitungan PBB yang dikeluarkan bulan lalu.
(ameera/arrahmah.com)