DAMASKUS (Arrahmah.com) – Menurut sumber-sumber swasta untuk ElDorar AlShamia, bahwa pasukan Asad pada Kamis pagi (12/11/2015) meluncurkan kampanye penangkapan masal di kalangan anak muda di lingkungan Damaskus, untuk perekrutan wajib militer.
Menurut Syrian Observer, Rabu (11/11), pemuda di ibukota Suriah, Damaskus, hidup dalam suasana teror dan kecemasan setelah penangkapan untuk wajib militer mengalami peningkatan yang signifikan di pos pemeriksaan rezim Suriah.
Para pemuda di Damaskus lebih memilih untuk tidak keluar rumah, karena mereka tahu hidup mereka akan berakhir atau terluka, menurut juru bicara Kantor Media Damaskus.
“Rezim Asad meluncurkan kampanye penangkapan terbaru yang menargetkan orang-orang yang diincar sebagai tentara cadangan. Selama pekan lalu, banyak bus yang mengangkut pemuda terlihat di setiap area al-Mujtahed, Bab Musalla, Bab Sriejah, Salihiyah, Shalaan , Mazzeh dan Kafr Souseh,” tambah juru bicara tersebut.
Pasukan rezim pada Senin (9/11) menangkap sedikitnya 80 pemuda di pos pemeriksaan di bawah Jembatan az-Zahira, kebanyakan dari mereka pemuda kelahiran antara tahun 1981 dan 1987. Para pemuda yang ditahan itu diizinkan untuk menghubungi keluarga mereka dan menginformasikan kepada kepada keluarganya tentang perekrutan mereka sebagai tentara rezim.
Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa rezim Suriah mengirimkan para pemuda itu ke medan tempur, sehingga dalam banyak kasus terjadi banyak korban tewas di pihak tentara rezim.
Saksi mata mengatakan bahwa pasukan rezim juga meluncurkan kampanye penangkapan saat jama’ah shalat Jum’at meninggalkan masjid Zaid Bin Tsabit di jalan Khalid Bin Waleed. Banyak pemuda yang lain ditangkap di pintu masuk Dweilaa, Jarmana dan pinggiran kota Kashkoul.
Rezim Asad menerapkan pendekatan baru dalam penangkapan masal itu, di mana nama-nama pemuda yang diincar secara langsung dikirim ke pos-pos pemeriksaan untuk mencegah mereka melarikan diri dari Suriah.
Para pemuda yang baru ditangkap itu dipaksa untuk melakukan pelatihan yang berlangsung hanya seminggu di Dimas dan ad-Direj sebelum kemudian dikirim ke medan perang.
“Selain itu, pemuda kaya yang ditangkap di pos pemeriksaan rezim akan membayar hingga 20.000 pound agar bisa dibebaskan. Dengan demikian, kampanye itu telah membuka pintu baru praktek suap untuk pejabat rezim,” tambah kantor media.
(ameera/arrahmah.com)