DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pengeboman yang terus dilancarkan oleh milisi “Hizbullah” dan pasukan rezim Asad di lembah Wadi Barada telah menghancurkan pompa air di fasilitas musim semi Ein al-Fijeh, sumber-sumber lokal mengatakan kepada Orient Net.
Milisi “Hizbullah” dan pasukan rezim Asad juga melakukan beberapa upaya untuk bergerak maju ke Ein al-Fijeh tetapi berhasil ditangkis oleh pejuang oposisi.
Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa pengeboman di lembah tersebut tidak berhenti meskipun klaim gencatan senjata sementara dari “Hizbullah” dan rezim Asad, sebagaimana dilansir Orient Net, Sabtu (7/1/2017).
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa tidak ada pejabat Rusia yang memasuki Wadi Barada untuk melakukan negosiasi.
Pada hari Selasa, “Hizbullah” dan rezim Asad menyerang Wadi Barada dengan bom klorin yang menyebabkan kasus mati lemas. Lembah tersebut telah diserang dengan serangan udara dan tembakan artileri selama 16 hari berturut-turut.
Desa-desa di lembah Wadi Barada telah dikepung selama berbulan-bulan oleh “Hizbullah” dan rezim Asad. Situasi kemanusiaan sudah mengerikan bahkan sebelum serangan baru-baru ini dimulai 16 hari yang lalu.
Selain pengeboman, orang-orang di lembah tersebut sekarang bertahan hidup tanpa air, listrik atau sarana komunikasi termasuk sambungan telepon rumah, telepon seluler dan internet.
Desa-desa itu juga menghadapi kekurangan akut makanan, obat-obatan dan bahan bakar akibat pengepungan yang berlangsung lama.
Wadi Barada, yang terletak 18 kilometer barat laut Damascus, terdiri dari 13 desa; sepuluh desa berada di bawah kendali oposisi, sementara tiga desa dikuasai oleh rezim Asad.
Gencatan senjata nasional di Suriah diumumkan pada Kamis (29/12), setelah Turki, Rusia dan kelompok pejuang oposisi mencapai kesepakatan di Ankara, ibukota Turki.
Menurut kesepakatan itu, Turki dan Rusia akan bertindak sebagai negara penjamin pelaksanaan gencatan senjata.
(ameera/arrahmah.com)