HAMA (Arrahmah.id) – Rezim Suriah dan pasukan Rusia menembaki desa-desa di seluruh Suriah Utara pada Sabtu (18/2/2023), kata sejumlah kelompok bantuan kemanusiaan, kurang dari dua pekan setelah ribuan orang tewas dalam gempa dahsyat yang melanda wilayah tersebut.
Penembakan artileri menghantam desa Qastoun, Al-Ziyara dan Al-Sarmaniyeh di provinsi Hama, menurut Pertahanan Sipil Suriah atau dikenal sebagai White Helmets.
Tidak ada korban yang diketahui dalam penembakan itu, kata White Helmets.
Penembakan itu terjadi setelah gempa berkekuatan 7,8 yang telah menghancurkan sebagian besar Turki selatan dan Suriah utara dan menewaskan sedikitnya 45.000 orang. Sedikitnya 6.000 orang tewas di Suriah akibat gempa yang terjadi pada 6 Februari itu.
Tidak seperti negara lainnya, sebagian besar Suriah utara berada di bawah kendali kelompok oposisi. Aktivis menuduh rezim Bashar Asad yang didukung Rusia menembaki daerah-daerah ini untuk “menghancurkan apa yang tersisa setelah gempa”.
Petugas penyelamat di wilayah tersebut sangat terbatas dalam upaya mereka karena kurangnya sumber daya dan peralatan, di tengah respon kemanusiaan internasional yang lambat terhadap gempa tersebut.
Sebelum gempa, Suriah utara sudah terhuyung-huyung akibat hampir 12 tahun perang saudara yang menewaskan lebih dari 500.000 warga Suriah di seluruh negeri.
Pengeboman berat yang dilakukan oleh Damaskus dan Rusia membuat bangunan rentan selama gempa, memperburuk tingkat kehancuran, kata White Helmets segera setelah bencana melanda. (zarahamala/arrahmah.id)