IDLIB (Arrahmah.com) – Rezim Asad dan sekutunya Rusia telah menargetkan 67 fasilitas medis di Suriah barat laut sejak 26 April 2019, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) melaporkan kemarin.
Dalam laporan setebal 28 halaman, organisasi itu mengatakan aliansi Suriah-Rusia sejauh ini merupakan pelaku utama serangan terhadap fasilitas medis di Suriah selama sembilan tahun perang berlangsung.
“Setelah kegagalan Dewan Keamanan untuk melindungi fasilitas medis di Suriah dari pemboman brutal Rusia, tidak ada harapan untuk mengakhiri kejahatan perang yang sedang berlangsung ini kecuali melalui pembentukan koalisi kemanusiaan internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Kanada, dan Australia yang bertujuan melindungi warga sipil dan menghentikan pemboman fasilitas medis,” kata Fadel Abdul Ghany, ketua SNHR, lansir MEMO (20/2/2020).
Kemarin, dua warga Suriah yang bekerja untuk Oxfam International sebagai pekerja bantuan tewas dalam serangan di provinsi Daraa, Suriah selatan, kata kelompok bantuan internasional itu dalam sebuah pernyataan.
Sejak dimulainya perang di Suriah, sedikitnya 1.000 pekerja bantuan kemanusiaan telah terbunuh, menurut angka yang dikumpulkan oleh SNHR. (haninmazaya/arrahmah.com)