MESIR (Arrahmah.com) – Revolusi Mesir masih belum berakhir. Revolusi rakyat Mesir yang dimulai sejak Januari – Februari lalu dan berhasil menggulingkan Fir’aun modern Mesir, Husni Mubarok, ternyata masih menyisakan berbagai persoalan, terutama bagaimana masa depan politik Mesir. Demonstrasi pun kembali terjadi, dan pemilu parlemen rencananya akan digelar hari ini, Senin (28/11/2011). Rakyat Mesir tetap tidak percaya kepada dewan militer.
Mesir, Demonstrasi sehari-hari
Pasca digulingkannya Fir’aun modern Mesir, Husni Mubarak, rakyat Mesir belum juga merasakan keadilan dan kedamaian hakiki. Dewan Militer yang mengambil alih pemerintahan pasca tergulingnya Husni Mubarak ternyata dinilai setali tiga uang dengan pendahulunya tersebut. Rakyat Mesir pun kembali berdemonstrasi, revolusi berlum berhenti.
Demonstrasi yang terbaru yang dilakukan oleh rakyat Mesir telah menewaskan 41 orang. Beberapa korban terakhir tewas di wilayah Ismailiya dan Alexandria. Rakyat Mesir yang diwakili para pengunjuk rasa menuntut penguasa militer menyerahkan kekuasaan kepada otoritas sipil.
Pada demonstrasi terbaru, sebagian titik terjadinya Kairo, tepatnya di Lapangan Tahrir. Di lapangan itu jugalah para pengunjuk rasa berkumpul untuk menggulingkan Husni Mubarak pada Februari lalu.
Demonstran terus berusaha mendesak Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) untuk menyerahkan kekuasaaan kepada otoritas sipil. Mereka ingin menunjukkan kekuatan rakyat yang besar kepada pihak militer yang kini mengusai Mesir pasca Husni Mubarak lengser. Sebelumnya pemimpin SCAF Hussein Tantawi telah berjanji akan menyerahkan kekuasaan ke sipil setelah pemilihan presiden pada pertengahan 2012 mendatang.
Militer gelar pemilu parlemen
Demi memanipulasi tuntutan rakyat, militer Mesir rencananya akan menggelar pemilu parlemen hari ini, Senin 28 November 2011. Seperti dilansir Reuters, ketidakpercayaan terhadap Dewan Militer meletus sejak beberapa minggu terakhir dan melahirkan demonstrasi rakyat yang kini telah menewaskan 41 orang. Pada pemilihan ini, para calon wakil rakyat, bertarung untuk memperebutkan 498 di majelis rendah parlemen yang akan berlangsung selama 12 hari hingga awal Januari 2012.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) setempat, organiasi HAM, dan para kandidat telah berupaya keras untuk mendidik para pemilih menjelang pemungutan suara. “Saya tidak memiliki petunjuk tentang kandidat di kabupaten saya dan saya tidak percaya pihak manapun, karena saya belum pernah melihatnya berpolitik,” kata salah seorang warga Wael Aly.
Untuk mengantisipasi banyaknya masyarakat yang belum mengetahui Pemilu ini, beberapa media setempat, termasuk tokoh masyarakat melakukan kampanye tata cara pemilu, termasuk pihak televisi memberikan 337 jam iklan gratis untuk partai dan kampanye kesadaran bagi warga negara
“Saya takut bahwa kita akan berakhir dengan sebuah parlemen yang lemah yang tidak akan cukup kuat untuk mengambil tindakan,” kata Aly. “Semoga Allah bersama kita.” tambahnya.
Rakyat Mesir tidak percaya militer
Bagaimana tanggapan rakyat Mesir, terutama para demonstran terhadap rencana pemilu perlemen yang akan digelar dewan militer pada hari ini (28/11) masih belum diketahui. Pastinya, mereka sangat anti dan menolak campur tangan dewan militer dalam pemerintahan Mesir ke depan.
Hal ini terbukti dengan penolakan rakyat Mesir kepada Perdana Menteri yang baru saja diangkat. Baru sehari menjadi Perdana Menteri Mesir, Kamal Al-Ganzuri ditolak oleh masyarakat Mesir. Warga Mesir menganggap Ganzuri tak ubahnya seperti pemimpin Mesir sebelumnya.
Ribuan demonstran yang ketika itu memadati Tahrir Square langsung menolak ditunjuknya Ganzuri oleh Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF). Ganzuri dianggap bukan sosok yang pas untuk memimpin masa transisi di Mesir.
“Kami tidak ingin seseorang yang telah dipilih oleh Dewan Militer, kami ingin seorang warga sipil yang bersama kami di Tahrir selama revolusi, seseorang yang mendapat kepercayaan dari rakyat,” kata pengunjuk rasa, Omar Abdel Mansur, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/11/2011).
Salah seorang pengunjuk rasa lainnya, Muhammad Khattab (30) berteriak lantang, “Para pemuda Tahrir telah mengusulkan (beberapa) nama, satu dari mereka layak dipilih,” teriak Khattab.
Khattab melanjutkan, kesalahan terbesar rakyat Mesir adalah mereka selama ini cuma berfikir untuk menggulingkan Husni Mubarak, tanpa berfikir regenerasi yang tepat untuk memimpin Mesir.
“Kesalahan kita dalam revolusi (Januari-Februari) adalah berpikir bahwa kita hanya untuk menggulingkan Mubarak.”
Bagaimana masa depan Mesir selanjutnya? Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)