LIBYA (Arrahmah.com) – Ratusan bahkan mungkin ribuan Muslim Libya turun ke alun-alun lapangan pembebasan Benghazi untuk menuntut penerapan Syari’at Islam di negara Mediteranian Afrika Utara itu.
Sebagaimana yang dilaporkan presstv pada hari Jum’at (8/6/2012), sejumlah konvoi kendaraan kaum Muslimin dengan membawa senjata dan bendera-bendera Tauhid memenuhi jalanan dan menjadi pusat perhatian.
Mereka meneriakkan “Rakyat menginginkan Negara Islam,” “rakyat menginginkan Syari’ah,” “Allahu Akbar!” sambil melakukan parade militer, para demonstran bertekad akan melindungi kesucian Syari’ah meski dengan mengorbankan hidup mereka.
Demonstrasi ini mungkin akan membuka revolusi kedua bagi Libya, mengingat sejak revolusi pertama dimulai, Libya masih belum menerapkan Syari’at Islam secara total. Selain itu demonstrasi ini mungkin akan mengusik pemerintahan yang berkuasa sementara yang sebagian besar adalah teknokratis sekuler dan juga akan mengecewakan kekuatan Barat yang ingin mendudukkan pemerintahan bonekanya di Libya setelah tergulingnya rezim Muammar Gaddafi.
Dengan tampil gagah berani, kaum Muslimin mengibarkan bendera Tauhid, menyerukan penerapan Syari’at Islam secara total dan saatnya membersihkan tanah Islam dari hukum buatan manusia yang diadopsi dari Barat yang telah menghancurkan negeri-negeri kaum Muslimin. Para penolong Syari’ah bertekad untuk memperjuangkan hukum Allah dan terutama untuk membebaskan Palestina.
“Kami adalah bangsa Islam, kami harus menegakkan Syari’at Islam, terkhusus untuk membebaskan Palestina,” kata seorang demonstran mewakili Muslim lainnya.
Kelompok Jihad di Libya yang memiliki peran utama dalam menjatuhkan rezim Gaddafi meyakini bahwa revolusi pertama adalah bagian dari Jihad fii sabiilillah melawan musuh-musuh Allah dan akan terus dilanjutkan hingga Syari’at Islam benar-benar tegak secara total di seluruh bagian tanah kaum Muslimin itu.
(siraaj/arrahmah.com)