XINJIANG (Arrahmah.com) – Otoritas di barat daya Cina mengklaim melakukan “perbaikan stabilitas” di Xinjiang selama Ramadhan, tetapi sumber-sumber lokal mengatakan kepada RFA Uighur bahwa restoran-restoran diperintahkan untuk tetap buka di siang hari sepanjang bulan suci Ramadhan, diduga sebagai upaya untuk memperberat umat Muslim berpuasa.
Berdasarkan pada pemberitahuan yang terbaru yang berjudul, yang artinya, “Kesimpulan Kerja 2017 mengenai Perbaikan Stabilitas di Xinjiang selama periode Ramadhan,” Biro Perdagangan dan industri di Aksu (Akesu, bahasa Cina) telah menerapkan beberapa langkah untuk “memastikan kedamaian dan harmoni sosial” selama bulan Ramadhan tahun ini. Tetapi, nampaknya beberapa kebijakan tidak menguntungkan Muslim Uighur.
Biro yang mengatur bisnis dan perizinan alkohol untuk restoran-restoran itu, dikatakan akan “memperkuat kepemimpinan,” “kontrol,” dan “inspeksi” di daerah tersebut dan “menyebarluaskan propaganda untuk fokus pada pencegahan,” kata pemberitahuan itu.
Selain itu, biro itu berencana untuk menugaskan para kadernya untuk melakukan pengawasan selama 24 jam, mengecek tas-tas, dan menanyai dan mendata semua pengunjung.
Pos-pos pemeriksaan sementara juga akan didirikan untuk memastikan semua individu, kendaraan dan hal-hal yang “mencurigakan” terdata dan terinspeksi, menurut surat pemberitahuan itu.
Secara terpisah, para pelajar Uighur di Hotan (Hetian), daerah Qaraqash (Moyu) akan dikumpulka setiap hari jum’at untuk “belajar bersama, meonton film merah (propaganda komunis), dan melakukan aktivitas olahraga dengan dalih untuk “memperkaya kehidupan sosial mereka selama liburan musim panas,” kata pemberitahuan itu.
Hari jum’at adalah hari di mana para laki-laki Muslim seharusnya berangkat ke masjid-masjid untuk shalat, sementara orang-orang yang sedang berpuasa Ramadhan jarang memiliki energi untuk berolahraga di siang hari, sehingga otoritas Cina diduga mencoba untuk mencegah para Muslim Uighur di Aksu dan Hotan untuk berpuasa.
Seorang pejabat beretis Han Cina di Komite Hukum Politik Hotan menolak menjawa saat diminta klarifikasi oleh RFA Uighur terkait apakah langkah-langkah pemerinth Cina tersebut bermaksud untuk menghentikan warga Muslim Uighur dari berpuasa dan shalat selama bulan Ramadhan.
“Saya tidak bisa memberikan informasi detil terkait persoalan ini kepada anda,” katanya.
Tetapi pejabat beretnis Han Cina di kota Zawa di Qaraqash mengatakan kepada RFA bahwa pihaknya telah diperintah oleh para pejabat pemerintah untuk memastkan restoran-restoran tetap buka seperti biasanya khususnya pada bulan Ramadhan.
“Siapa saja yang tidak mematuhi perintah ini, mereka akan ditangani, dan sementara Saya tidak tahu hukuman khususnya, restoran-restoran harus tetap buka apapun kondisinya,” kata pejabat itu, yang meminta dirahasiakan namanya.
Dilarang puasa
Menurut pejabat Zawa itu, para guru, karyawan dan pejabat publik dalam sektor pelayanan masyarakat tidak diperbolehkan berpuasa selama Ramadhan.
“Sangat dilarang dan jika mereka diketahui berpuasa selama bulan ini, mereka akan ditangani,” tambahnya.
Perintah tahunan
Warga Uighur yang bekerja di restoran di sekitar wilayah itu mengkonfirmas kepada RFA bahwa usaha mereka harus tetap buka pada bulan Ramadhan walaupun di siang hari, sebuah perintah yang juga mereka terima pada tahun-tahun sebelumnya di Xinjiang.
“Ya, kami diperintahkan untuk tetap membuka restoran kami,” kata seorang staf beretnis Uighur di sebuah restoran di Kashgar (Kashi), kota Kashgar.
“Setiap tahun sama. Setiap orang harus tetap buka, meskipun di akhir pekan.”
Seorang pemilik sebuah restoran, warga Uighur, juga berbicara dalam kondisi anonim bahwa resotarnnya harus tetap buka selama 12 jam setiap hari selama bulan Ramadhan.
Tapi nampaknya perintah tersebut tidak berlaku bagi semua minoritas Muslim di wilayah lain.
Seorang Muslim etnis Hui, pemilik restoran di wilayah Ningxia, mengatakan bahwa restorannya tutup selama Ramadhan.
“Saya telah menjalankan restoran ini selama 30 tahun dan Saya tidak pernah menerima perintah untuk tetap membukanya selama Ramadhan,” katanya.
“Saya akan menutup restoran saya selama Ramadhan, walaupun beberapa restoran akan menyediakan makanan sebelum subuh dan setelah maghrib selama Ramadhan.” (siraaj/arrahmah.com)