(Arrahmah.com) –
(عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ (رواه الترمذي
Dari Abdullah (bin Mas’ud) RA. beliau berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Islam itu bermula dalam keadaan asing, dan akan kembali menjadi asing sebagaimana ia bermula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR. Tirmidzi)
Takhrij Hadits :
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan (Jami’) nya, Kitab Al-Iman An Rasulillah SAW, Bab Ma Ja’a Annal Islam Bada’a Ghariban wa Sayu’udu Ghariban, Hadits no 2553
Hikmah Hadits:
1. Gambaran yang disampaikan Nabi Saw perihal kondisi pada suatu masa yang akan datang, bahwa (ajaran) agama Islam, dan orang-orang yang berusaha mengamalkannya dengan baik akan dianggap menjadi sesuatu yang dianggap “asing” ; dianggap aneh, tidak umum, bahkan mungkin disalah-salahkan dan menjadi objek pembulian dari kelompok lain yg ‘tidak suka dengan Islam. Suatu kondisi yang keadaannya sama dengan kondisi awal-awal dakwah Islam; dimana orang-orang menganggap ajaran agama Islam sebagai sesuatu yang aneh dan tidak umum, menjadi bahan tertawaan, cemoohan, ejekan, olok-olokan, dsb.
2. Menganggap asing (aneh) pada agama Islam, mencakup beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut ;
#1. Menganggap asing (aneh) pada ajaran agama Islam ( الغريب في تعاليمه ), seperti menganggap aneh pada orang yang mengimplementasikan nilai-nilai kejujuran, keikhlasan, dsb. Orang yg baik, jujur dan ikhlas dalam mengamalkan ajaran agama Allah Swt dianggap sebagai orang-orang buruk, jahat dan berkhianat. Sebaliknya orang yang ambisius thd dunia, khianat terhadap agamanya, jahat perbuatannya, justru “digadang-gadang” dan dicitrakan seolah menjadi orang baik dan pahlawan.
#2. Menganggap asing (aneh) pada syariat agama Islam ( الغريب في شرائعه ), yaitu menganggap aneh pada kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan dan penerapan-penerapan ajaran Islam, baik terkait aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dsb. Seperti peraturan-peraturan di berbagai daerah yang senafas dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan sejalan dengan syariah Islam, dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan distigmakan sebagai “arabisasi”, dsb. Sebaliknya kebijakan, peraturan atau kebiasaan yang melanggar dari syariat Allah SWT dianggap sebagai sesuatu yang positif, modern dan berkemajuan walaupun terkadang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebaikan
#3. Menganggap asing (aneh) pada simbol-simbol agama Islam ( الغريب في المظاهر الإسلامية ), seperti menganggap aneh orang yg berpenampilan Islami; menutup aurat, tidak berkhulwat dengan lawan jenis, membawa dan membaca mushaf, tidak bersentuhan dengan lawan jenis, dsb. Sebaliknya orang yang membuka aurat, memakai tato, laki-laki mnyerupai wanita atau sebaliknya, justru dianggap modern dan baik.
3. Maka kondisi yang seperti ini akan menjadikan orang-orang yang istiqamah dengan agamanya menjadi seperti orang asing yang aneh dan tentunya semakin menjadikan berpegang teguh pada agama sebagai sesuatu yg “berat”.
(عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ (رواه الترمذي)
Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu masa, dimana orang yang sabar (berpegang teguh) pada agamanya, seperti orang yg menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi).
Namun justru pada saat tersebut orang-orang yang istiqamah pada agama Allah, akan menjadi orang-orang yang beruntung dan berbahagia kelak di Yaumil Akhir.
4. Mudah-mudahan kita semua dianugerahi Allah Swt keistiqamahan dalam menjalankan seluruh ajaran agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala hingga kelak ketika nafas kita terhenti untuk terakhir kalinya, mata kita terpejam untuk selamanya, kita semua datang menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam kondisi Husnul Khatimah. Amiin Ya Rabbal Alamiiin..
Wallahu A’lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag
(ameera/arrahmah.com(