KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Polisi Malaysia mengatakan bahwa mereka telah menangkap tersangka yang terkait dengan ISIS di Kuala Lumpur, hanya beberapa jam sebelum serangan bunuh diri yang telah direncanakan.
Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Khalid Abu Bakar, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (16/1/2016), bahwa seorang pria berusia 28 tahun ditangkap di sebuah stasiun kereta api, sebelum bom bunuh diri yang direncanakan pada malam Jum’at, lansir Muslim News.
Dia mengatakan bahwa ketiganya ditangkap di bandara internasional Kuala Lumpur saat mencoba untuk melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Pernyataan itu menambahkan bahwa mereka ditahan karena dicurigai melakukan pelanggaran terhadap undang-undang terorisme.
Polisi Malaysia menaikkan tingkat siaga teror setelah beberapa ledakan dan baku tembak yang menyebabkan tujuh orang tewas di Indonesia.
Dikatakan bahwa polisi tambahan akan dikerahkan di area publik seperti pusat perbelanjaan dan tempat-tempat wisata di seluruh Malaysia untuk mencegah terjadinya serangan serupa.
Pada Sabtu (16/1), Perdana Menteri Najib Razak mengatakan bahwa negara itu akan melawan segala bentuk terorisme atau ekstremisme.
“Sebagai perdana menteri Malaysia, saya memberikan jaminan bahwa kami akan berjuang mati-matian melawan segala bentuk teror,” kata Razak dalam sebuah pernyataan.
“Kami terkejut dengan berita serangan di Jakarta, Istanbul dan Paris, serta di negara-negara lain.”
Dia mengatakan bahwa di saat pemerintah berupaya untuk memberantas terorisme, Malaysia juga harus mempertahankan perdamaian dan stabilitas negara, untuk melindungi dari gangguan eksternal.
Kepolisian Malaysia mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah menangkap 82 orang yang terkait dengan ISIS, 73 diantaranya adalah warga Malaysia, selama tahun 2015.
Sebanyak 72 warga Malaysia itu, termasuk 14 perempuan, telah diidentifikasi saat berupaya meninggalkan Malaysia untuk bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah dengan menggunakan negara-negara tetangga sebagai titik transit.
Pada Desember tahun lalu, tujuh orang telah kembali ke Malaysia untuk menyerahkan diri.
(ameera/arrahmah.com)