ALDUSTUR (Arrahmah.com) – Harian al Dustur, Sabtu (20/09), mengutip pernyataan Ketua Kesatuan al Quds di Kepresidenan Otoritas Palestina, Ahmad Ruwaidhi, yang menegaskan bahwa kondisi di kota al Quds sangat berbahaya.
Dia mengatakan, “Sebanyak 300 ribu warga Palestina al Quds kini hidup di tengah-tengah dua bibir penjepit tembok pemisah rasial, blokade, koloni permukiman, langkah-langkah represif dan yahudisasi terhadap al Quds.”
Hal tersebut disampaikan Ruwaidhi saat berbicara dalam pertemuan yang diselenggarakan asosiasi warga Palestina di al Quds. Dia mengingatkan potensi ledakan kondisi di kota suci al Quds kapan saja akibat langkah-langkah represif penjajah Israel.
Ruwaidhi mengatakan negara penjajah Israel sedang merencanakan mendatangkan satu juta Yahudi dari seluruh dunia hingga tahun 2020 ke al Quds. Hal ini dilakukan Israel sebagai bagian dari rencana strategi untuk menghabisi ide bahwa al Quds timur adalah ibukota negara dan bangsa Palestina.
Dia menambahkan, penjajah Israel telah gagal menghapus ciri utama atau waktak budaya dan peradaban Arab dan Islam kota suci al Quds beserta perkampungan dan tempat-tempat sucinya. Untuk itu logika Israel bersifat keras untuk melenyapkan karakter itu. Hal ini nampak saat mereka menghancurkan bangunan Abu Isha di Beit Hanina dan tabiat pengejaran terhadap warga di al Quds, seperti memanggil anak-anak, siswa sekolah dan para pemuda untuk menjalani interogasi seputar persoalan-persoalan dan masalah-masalah ringan di al Quds.
Dikonfirmasi menganai sikap Palestina atas pemilu di pemket Israel di al Quds, Ruwaidhi mengatakan bahwa itu adalah pemerintah kota penjajah dan semua tindakannya adalah untuk berkhidmat kepada kepentingan penjajah dan program-programnnya untuk melakukan yahudisasi al Quds dan melenyapkan ciri utama Arab dan Islam.
Ruwaidhi mengatakan wilayah al Quds saat ini berada di bawah blokade dan isolasi penjajah Israel. Dia menjelaskan bahwa dukungan terhadap al Quds lemah dan tidak sesuai dengan kedudukan dan kondisinya. Dia mengungkap bahwa sejumlah yang diberikan lembaga-lembaga Arab, kotak bantuan Arab dan Islam selama dua tahun lalu hanya sebesar 8 juta dolar. Sebagian besarnya untuk bidang perumahan dan renofaksi bangunan. Dia menegaskan bahwa al Quds sangat membutuhkan dukungan Arab dan Islam yang mencerminkan kadar perhatian dan kedudukan al Quds. (Hanin Mazaya/infopalestine)