LONDON (Arrahmah.com) – Para penasihat pemerintah militer Inggris telah menerbitkan cetak biru penarikan pasukan Inggris dari Afghanistan.
Dalam rencana yang terdiri dari empat poin ini, Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) menunjukkan bahwa Inggris harus berkomitmen terhadap kebijakan “penahanan dan pencegahan” di Afghanistan, harian Standard melaporkan pada hari Rabu (8/9/2010).
John Chipman, direktur IISS, mengatakan pasukan NATO sudah mencapai titik klimaks untuk berada di Afghanistan yang disinyalir menjadi persembunyian Osama bin Laden dan al-Qaeda.
Rencana ini juga memprediksikan bahwa, Afghanistan “akan menjadi negara federasi longgar di mana kekuasaan akan dikendalikan oleh masing-masing provinsi dan daerah yang akan memerintah secara independen.
Kabinet Inggris menegaskan bahwa menteri pertahanan telah merenungkan rencana IISS ini sejak dulu karena Inggris semakin merasa terganggu dengan laporan korupsi di kalangan pejabat pemerintah Afghanistan.
Beberapa petinggi militer telah menyarankan agar David Cameron mengubah jadwal penarikan pasukan tempur Inggris dari tahun 2015 ke tahun 2012. Namun Cameron merencanakan jadwal yang lebih cepat, yakni tahun depan. Tapi sejumlah pihak meragukan jadwal ini, bahkan di antara mereka tidak yakin bahwa Inggris bisa benar-benar menarik pasukan tempurnya pada tahun 2015.
Di samping itu, IISS memperkirakan pula bahwa ada sebagian wilayah Afghanistan yang bisa menjadi salah satu negara pemasok opium terbesar di dunia. (althaf/arrahmah.com)