JAKARTA (Arrahmah.com) – Seniman Remy Silado mengkritik sejumlah tokoh agama yang terkesan “bermain politik” belakangan ini. “Namanya rohaniwan itu seyogianya jangan punya ambisi politik,” tegasnya kepada ANTARA di Jakarta, Minggu (23/1/2011), di sela-sela mengikuti sebuah acara dari Tim Penilai Hadiah Nobel.
Ia mengatakan itu, merespons imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada para tokoh agama, agar tidak membuat gaduh dalam mengeritik, yang kemudian diapresiasi sejumlah kalangan.
“Memang seharusnya para rohaniwan selalu perlu menjaga sikapnya, karena dirinya benar-benar menjadi anutan umat,” kata sosok yang juga sering main film dan sinetron serta menjadi dosen tamu di sejumlah institusi pendidikan di dalam maupun luar negeri.
Menurut dia, seorang rohaniwan mesti benar-benar bisa menyuarakan hati nurani berdasar kejujuran, bukan hasil rekayasa hati yang membenci sesama.
Remy Silado kemudian mengharapkan sesama tokoh agama agar jangan saling menyerang, atau dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan di luar lingkup talentanya.
“Karena hal ini bakal berdampak buruk dan berpotensi kiat memicu suasana kehidupan semakin gaduh,” ujarnya.
Jika itu terjadi, demikian Remy Silado, berarti ada kegagalan dalam bersikap serta beerperilaku.
“Ajarlah umat, siapa pun dia, termasuk pejabat pemerintah, politisi, dan para pakar untuk menjaga kedamaian, suasana hidup toleran dan saling menghargai dan saling memberi,” kata Remy Silado yang kini tengah menyiapkan peluncuran buku terbarunya berjudul: “Bernyanyilah Presiden”.
Buku itu dijadwalkan diluncurkan pada 5 Februari 2011 di Gedung Kesenian Jakarta. (ant/arrahmah.com)