BERLIN (Arrahmah.com) – Seorang remaja berusia 13 tahun keturunan Rusia-Jerman mengaku berbohong soal penculikan dan pemerkosaan yang dialaminya oleh imigran.
Lisa dilaporkan kedua orang tuanya setelah menghilang pada 11 Januari setelah membolos dari sekolahnya di distrik Marzahn, ibu kota Berlin. 30 jam kemudian Lisa pulang dan mengaku diculik dan dilecehkan oleh sekelompok pria berperawakan imigran Timur Tengah atau Afrika.
Pengakuannya tersebut memicu kemarahan di masyarakat Rusia-Jerman di Berlin setelah tersebar di media sosial dan merenggangkan hubungan antara Jerman dengan Rusia.
Namun, setelah ditanyai penyidik ahli selama sekitar tiga jam, akhirnya ia mengaku bahwa ia hanya membual, lansir CNN (1/1/2016).
Juru bicara jaksa, Martin Steltner, mengungkapkan bahwa remaja tersebut takut pulang ke rumah setelah pihak sekolah menghubungi orang tuanya.
Bualannya Lisa juga tersebar menyusul sejumlah laporan pelecehan seksual massal yang diduga dilakukan oleh para migran di Cologne, Jerman. Organisasi masyarakat Rusia-Jerman sempat menggelar unjuk rasa besar dan didukung oleh gerakan Pegida-Bergida, yang sayap kanan dan anti-imigran. Partai Nasional Demokrat juga menggelar unjuk rasa di distrik Marzahn.
Kasus ini kemudian semakin diperburuk oleh laporan televisi pemerintah Rusia, yang mencantum bahwa kerabat remaja tersebut menuduh kasus ini tidak diselidiki.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, juga mengkritik pemerintah Jerman dalam sebuah konferensi pers.
Ibu remaja tersebut, pada Ahad, menyatakan kepada majalah Der Spiegel bahwa Lisa telah melakukan hal yang sangat buruk dan kini tengah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. (fath/arrahmah.com)