GAZA (Arrahmah.com) – Ketika pasukan penjajah “Israel” menembakkan bom-bom di luar rumahnya, remaja Gaza Farah Baker memanfaatkan waktunya di dalam rumah untuk “perang online” melalui jejaring sosial Twitter.
Baker (16) mendadak terkenal sejak agresi “Israel” ke Gaza yang dimulai bulan lalu.
Baker tinggal di dekat Rumah Sakit Asy-Syifa di Gaza, di mana ayahnya bertugas menjadi ahli bedah, lapor Reuters.
Hidup di tengah-tengah suara sirene ambulans-ambulans yang membawa para korban serangan penjajah “Israel”, membuat Baker tak hanya tinggal diam.
Baker menggunakan smartphone dan laptopnya untuk menyampaikan kepada dunia terkait kondisinya dan sekitarnya melalui Twitter.
Baker sering merekam dan memposting video-video terkait serangan “Israel” di Gaza dan menyebarkannya melalui Tweet yang dapat dilihat dengan cepat oleh followers-nya.
Menggunakan akun @Farah-Gazan, Baker mencoba memberitahu dunia tentang apa yang ia rasakan dan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya.
“Saya berusaha untuk memberitahu dunia tentang apa yang Saya rasakan dan apa yang sedang terjadi di tempat Saya tinggal,” katanya kepada Reuters di rumahnya, seraya menambahkan bahwa ia juga “berusaha untuk membuat orang lain merasakan seandainya mereka mengalaminya juga”.
Bagi gadis yang bercita-cita menjadi seorang pengacara itu, hal itu adalah satu-satunya cara yang bisa ia lakukan untuk menolong Gaza.
“Saya tahu ini adalah satu-satunya cara yang bisa Saya lakukan untuk menolong Gaza, menunjukkan apa yang sedang terjadi di sini. Terkadang Saya men-tweet saat Saya menangis atau terlalu takut tetapi Saya katakan pada diri saya sendiri, Saya tidak boleh berhenti,” ujarnya. (siraaj/arrahmah.com)