GAZA (Arrahmah.com) – Tahap pertama dari proses rekonstruksi akan segera dimulai di Jalur Gaza empat bulan setelah serangan mematikan “Israel”.
Rencana rekonstruksi ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza, Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza dan pihak internasional lainnya.
Naji Sarhan, wakil sekretaris Kementerian Pekerjaan Umum, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa beberapa negara berjanji untuk berkontribusi pada proses rekonstruksi Gaza dan pekerjaan akan dimulai pada Oktober.
“Qatar menjanjikan 500 juta USD untuk membangun kembali unit-unit perumahan yang hancur dalam serangan ‘Israel’ baru-baru ini, di mana Mesir menjanjikan 500 juta USD yang akan digunakan untuk infrastruktur dan menghancurkan jalan-jalan,” katanya, lansir Al Jazeera (25/9/2021).
Serangan 11 hari pada bulan Mei, yang menewaskan lebih dari 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, ditandai dengan intensitasnya, penargetan rumah warga sipil, dan infrastruktur.
Sekitar 2.000 rumah hancur, di samping 22.000 unit lainnya yang rusak sebagian, mengakibatkan puluhan ribu warga Palestina mengungsi. Setidaknya empat gedung tinggi diratakan, dan 74 bangunan publik menjadi sasaran.
Menurut Sarhan, kerugian dalam perang baru-baru ini diperkirakan mencapai 497 juta USD.
“Blokade Israel-Mesir selama 14 tahun di jalur itu menimbulkan banyak hambatan pada proses rekonstruksi. Israel melarang bahan bangunan melalui penyeberangan perbatasannya, sehingga memperburuk keadaan hidup warga Palestina di Gaza,” kata Sarhan.
Kesepakatan rekonstruksi mencakup tiga fase. Yang pertama termasuk membangun kembali rumah tempat tinggal oleh komite Qatar, yang akan membangun kembali 1.000 unit yang hancur, termasuk 800 yang mengalami kerusakan sebagian.
Menurut Sarhan, Mesir akan memulai fase pertama dalam beberapa hari. Pengaturan masuknya peralatan konstruksi ke Jalur Gaza sedang dilakukan melalui perbatasan Rafah.
Kuwait sebelumnya berjanji untuk membangun menara yang dibom dalam serangan terakhir, tetapi perjanjian itu tidak disetujui secara resmi, katanya.
“Kami berharap lebih banyak donor untuk bergabung dalam proses rekonstruksi dalam tiga bulan mendatang, termasuk Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Uni Eropa, dan berkontribusi untuk mendukung sektor industri dan pertanian di Gaza,” kata Sarhan. (haninmazaya/arrahmah.com)