CALIFORNIA (Arrahmah.com) – Facebook kembali diterpa kabar tak sedap sehingga membuat kehebohan.
Puluhan surat kabar dan blog di Timur Tengah ramai menuliskan berita yang menunjukkan bahwa Raja Abdullah dari Arab Saudi berencana untuk membeli Facebook
Diberitakan Raja Abdullah sengaja ingin membeli Facebook, karena melihat situs jejaring sosial tersebut menjadi salah satu pemicu pemberontakan untuk merongrong kekuasaan pemerintah yang meluas di kawasan Timur Tengah.
Raja Abdullah menawarkan USD150 miliar untuk mengontrol jejaring sosial tersebut.
Diberitakan TG Daily, Selasa (1/3/2011), bagian dari kesepakatan jual beli itu, Facebook dilarang memuat konten yang berisi mengenai pemberontakan dan demo di Timur Tengah.
Walaupun, isunya Raja Abdullah marah, karena Mark Zuckerberg mengingkari perjanjian itu.
Memang, Facebook telah jadi salah satu media ampuh untuk menggalang aksi demo yang sekarang marak di wilayah Timur Tengah.
Termasuk di Mesir yang telah berujung pada terjungkalnya pemerintahan presiden Hosni Mubarak.
Namun demikian, isu pembelian Facebook oleh raja Arab Saudi itu pastinya palsu dan berasal dari sumber tidak terpercaya.
Beberapa media setempat pun kena malu karena memberitakannya seolah-olah hal itu memang benar dan menimbulkan kehebohan di masyarakat.
Whael Ghonim, pejabat Google di Timur Tengah yang terkenal karena perannya dalam revolusi Mesir, sampai menulis tweet yang menyayangkan para media terkait kabar tersebut. Sebab, sumber berita diketahui hanya sebuah situs parodi.
Situs bersangkutan bernama Dawn Wires. Mereka mengabarkan berita tersebut, namun di bawahnya sudah tertulis jika tujuannya hanya untuk humor. Namun sepertinya banyak yang tak membaca keterangan ini dan menyangkanya sebagai berita sungguhan.
Belum lama ini, Facebook juga diterpa isu bakal ditutup oleh sang bos, Mark Zuckerberg. Padahal kabar yang juga sempat menggegerkan itu juga cuma hoax dari sebuah website iseng. Demikian seperti diberitakan TheNextWeb. (SM/arrahmah.com)