SEOUL (Arrahmah.com) – Korea Utara pada Selasa (20/11/2018) meledakkan beberapa pos penjagaan garis depan sebagai bagian dari kesepakatan untuk meredakan ketegangan di sepanjang perbatasannya yang dijaga ketat dengan Korea Selatan, Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan.
Pada September, militer Korea setuju pada pertemuan puncak para pemimpin di Pyongyang untuk akhirnya membongkar semua pos penjagaan di dalam perbatasan sepanjang 4 kilometer yang luasnya 248 kilometer itu. Mereka kemudian menarik senjata dan pasukan dari 11 pos penjagaan mereka dan memutuskan untuk benar-benar membongkar 10 dari mereka pada akhir November.
Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan pihaknya mengkonfirmasi pembongkaran 10 pos penjaga Korea Utara pada Selasa. Dikatakan bahwa tentara Korea Utara telah menggunakan palu untuk menghancurkan beberapa pos penjaga menjelang pembongkaran hampir serentak pada Selasa. Sebuah pernyataan kementerian mengatakan Korea Utara telah memberitahu Selatan rencananya terlebih dahulu.
Kementerian itu merilis foto-foto yang menunjukkan bagian-bagian struktur pada apa yang dikatakannya sebagai sisi Korea Utara dari bagian tengah perbatasan, sebuah ledakan dengan asap hitam di lokasi itu, dan puing-puing yang tersebar di sekitar daerah itu tanpa jejak yang tersisa dari bangunan itu.
Korea Selatan mulai membongkar 10 pos pengawalnya dengan dinamit dan ekskavator pekan lalu. Pejabat Kementerian mengatakan Selasa bahwa mereka belum menyelesaikan pekerjaan pembongkaran.
Perbatasan Korea, yang paling banyak dipersenjatai di dunia dengan 2 juta ranjau darat, telah menjadi lokasi pertempuran mematikan dan pertumpahan darah. Disebut Zona Demiliterisasi (DMZ), awalnya diciptakan sebagai penyangga pada akhir Perang Korea 1950-53.
Korea Selatan memiliki sekitar 60 pos di dalam DMZ dijaga oleh lapisan kawat berduri dan diawaki oleh pasukan dengan senapan mesin. Korea Utara diperkirakan memiliki 160 pos garis depan seperti itu. Setelah pembongkaran selesai, kedua Korea harus bersama-sama memverifikasi pekerjaan mereka pada akhir Desember. Mereka belum memutuskan kapan mereka akan membongkar sisa pos penjaga.
Berdasarkan perjanjian pada September, Korea juga telah mengambil langkah-langkah untuk melucuti desa perbatasan Panmunjom, menghentikan latihan senjata api di sepanjang perbatasan dan telah menghapus ranjau di area garis depan untuk melakukan pencarian bersama pertama mereka untuk kematian Perang Korea.
Hubungan antara Korea telah membaik sejak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengulurkan tangan ke Korea Selatan dan Amerika Serikat awal tahun ini dengan janji yang tidak jelas untuk mencapai denuklirisasi Semenanjung Korea. AS-Korea Utara berbicara tentang program nuklir Utara belum menghasilkan banyak kemajuan sejak Kim dan Presiden AS Donald Trump mengadakan pertemuan pertama negara-negara di Singapura pada bulan Juni.
(fath/arrahmah.com)