TEPI BARAT (Arrahmah.com) – “Israel” telah mengumumkan penutupan semua jalan masuk antara Tepi Barat yang diduduki, Jalur Gaza, dan wilayah “Israel” pada Jum’at (22/4/2016) dan Sabtu (21/4) untuk merayakan hari raya Yahudi.
Ketegangan meningkat di “Israel” menyusul gelombang kekerasan yang telah menewaskan 201 warga Palestina dan 28 warga “Israel” sejak Oktober.
Blokade tersebut diputuskan setelah dilakukan evaluasi terhadap situasi keamanan, ungkap seorang juru bicara militer kepada AFP tanpa memberikan keterangan penjelasan secara spesifik.
Pemerintah “Israel” secara rutin menutup akses ke “Israel” bagi warga Palestina selama festival keagamaan besar Yahudi, meskipun ada pengecualian untuk kasus-kasus kemanusiaan dan medis, kata juru bicara itu.
Ribuan orang Yahudi berduyun-duyun ke Yerusalem dan tempat-tempat suci lainnya selama delapan hari libur Paskah, yang memperingati eksodus bangsa Yahudi dari Mesir.
“Saat menjelang Pesakh, para ekstrimis akan menyebarkan kebohongan tentang kebijakan kami mengenai Temple Mount,” kata Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu pekan lalu, merujuk ke situs bersejarah di Yerusalem yang dianggap suci oleh orang Yahudi, Muslim dan Kristen.
“Kami akan bertindak melawan provokator tersebut dengan mengerahkan bala bantuan keamanan di daerah yang rentan terjadi bentrokan,” katanya.
Sebagian besar warga Palestina dibunuh oleh pasukan “Israel” dalam beberapa bulan terakhir dengan tuduhan membawa pisau, senjata atau melakukan serangan mobil. Banya dari tuduhan tersebut tidak terbukti.
Awal pekan ini sebuah bisa yang membawa penumpang warga “israel” meledak, dan melukai 20 orang. dimana “Israel” kemudian menyalahkan Hamas.
Para pakar menilai gelombang kekerasan terjadi karena warga Palestina frustrasi dengan pendudukan Israel dan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
(ameera/arrahmah.com)