TRIPOLI (Arrahmah.com) – Sekitar 200 warga Libya pada hari Senin (12/12/2011) berkumpul di kota timur Benghazi -salah satu kota yang menjadi titik awal penentangan diktator Muammar Gaddafi- untuk menentang Dewan Transisi Nasional (NTC) dan kepalanya, Mustafa Abdel Jalil.
Para demonstran itu terlihat geram dan meneriakkan sejumlah slogan melawan Abdel Jalil dan menyatakan bahwa NTC tidak transparan dalam menjalankan pemerintahan, AFP melaporkan.
“Abdel Jalil belum menjawab banyak pertanyaan. Rezim Libya tidak berubah sama sekali. Yang saat ini berkuasa sama saja seperti para pendahulunya, mereka melakukan penindasan dan memarjinalkan beberapa kota,” kata Tahini al Sharif, salah seorang pengacara perempuan Benghazi yang ikut serta dalam aksi tersebut.
Ia menyatakan para demonstran sangat marah pada pernyataan Abdel Jalil bahwa orang-orang Gaddafi akan diampuni.
“Abdel Jalil meminta kami memaafkan mereka. Akankan ia pun meminta kami melakukan hal serupa jika ada keluarganya yang terbunuh atau cedera dalam revolusi?” teriak al Sharif di antara ratusan demonstran lain yang meneriakkan “NTC harus turun! Jalil harus pergi!”
Pada hari Sabtu pekan lalu, NTC meluncurkan Konferensi pasca-Gaddafi pertama mengenai rekonsiliasi nasional di mana Jalil mengatakan penguasa Libya baru dapat memaafkan pejuang diktator Gaddafi yang melawan kaum revolusioner.
“Di Libya kita bisa menerima siapapun karena Libya milik semua orang,” kata Abdel Jalil dalam konferensi.
“Meskipun kita sama-sama mengetahui apa yang dilakukan para tentara penindas ini di kota-kota dan desa-desa kita, kita siap untuk mengampuni mereka,” katanya.
“Kami mampu memaafkan dan mentoleransi,” tambahnya.
Jalil merupakan kepala NTC yang telah berkuasa di Libya sejak revolusi meletus melawan Gaddafi dari Benghazi dan tersebar di seluruh negara Afrika Utara sebelum mengakhiri dengan pembunuhan mantan pemimpin lalim itu pada 20 Oktober di kota kelahirannya, Sirte.
Protes Senin ini dilakukan di sebuah lapangan di pusat kota Benghazi tempat demonstrasi anti-Gaddafi pertama diselenggarakan pada tanggal 15 Februari. (althaf/arrahmah.com)