BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan ratusan warga masih mengungsi akibat kebocoran gas di lokasi PT Medco E&P Malaka di Desa Panton Rayeuk, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur.
“Update yang dilaporkan hari ini, ada 302 jiwa masih mengungsi di sejumlah titik lokasi pengungsian,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas di Banda Aceh, Selasa (13/4/2021).
Warga mengungsi setelah ada kebocoran gas yang terjadi pada Jumat (9/4/2021) lalu.
Bau gas tersebut sangat menyengat yang membuat sejumlah warga di desa itu mengalami mual, muntah, sesak hingga pusing.
Korban terdampak berada di Dusun Bukit Mamplam, Bukit Panyang, dan Seunebok Tuha.
“Diduga dari kegiatan Flaring Gas Sumur AS-11 yang sedang dalam proses perawatan sumur, sehingga pada hari Jum’at tanggal 09 April sekitar pukul 06.30 WIB tercium bau gas yang sangat menyengat dan membuat sejumlah masyarakat mengalami sesak, pusing, mual dan muntah – muntah,” ujar Ilyas.
Korban keracunan gas ini, masih mengungsi di Kantor Camat Banda Alam Kabupaten Aceh Timur.
“Dusun Bukit Mamplam 170 jiwa, Dusun Bukit Panyang 122 jiwa, Dusun Seunebok Tuha 10 jiwa. Total pengungsi 302 jiwa,” jelasnya.
BPBD Aceh Timur kini telah mendirikan dua unit tenda pengungsian dan dapur umum. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penanggulangan peristiwa keracunan gas ini.
Kasus kebocoran gas ini menyebabkan seluruh masyarakat di Desa Panton Rayek, Kecamatan Banda Alam terpaksa diungsikan.
Puluhan masyarakat juga dilaporkan terpaksa dirawat di sejumlah rumah sakit akibat terpapar gas.
VP Relations and Security Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, Medco proaktif atas peristiwa yang terjadi. Dia memastikan pihak perusahaan akan menangani dampak lingkungan yang terjadi.
“Kami menanggung seluruh kebutuhan pengungsi dan mengobati warga yang di rumah sakit. Untuk meugang, kami juga memberikan daging sapi buat pengungsi,” ujarnya.
Arif menyebutkan, tim Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) juga sudah meminta informasi pada warga yang berada di RSUZA Banda Aceh.
“Kami terus memberikan perhatian pada warga dan berharap kondisinya segera membaik,” kata Arif.
Sedangkan untuk sumur AS-11 sudah ditutup sejak Jumat (9/4/2021), sesaat setelah gas tercium oleh warga.
Menurut Arif, tim akan menginvestigasi secara menyeluruh kejadian itu, sehingga peristiwa yang sama tidak akan terulang lagi.
(ameera/arrahmah.com)