IDLIB (Arrahmah.com) – Mujahidin Jabhah Nushrah mengumumkan telah berhasil menguasai pangkalan udara utama di barat laut Suriah setelah dua tahun melakukan pengepungan.
Mereka juga mengatakan pada Rabu (9/9/2015) bahwa penyerangan tersebut menewaskan sedikitnya 100 tentara rezim Nushairiyah dan menangkap 60 lainnya, serta berhasil merampas sejumlah besar senjata, lansir Al Jazeera.
Televisi corong propaganda rezim Nushairiyah mengonfirmasi peristiwa tersebut dengan melaporkan bahwa tentara yang ditempatkan di bandara militer di provinsi Idlib itu telah dievakuasi dari pos mereka.
Bandara telah dikepung selama hampir dua tahun oleh Mujahidin yang telah menguasai hampir seluruh provinsi Idlib.
Seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, berbicara kepada Al Jazeera dan mengatakan bahwa Jabhah Nushrah mengambil keuntungan dari badai pasir yang menerjang wilayah tersebut untuk terus maju ke dalam pangkalan udara.
“Rezim tidak bisa menembak sekitar area karena pesawat rezim tidak bisa menembak dengan akurat dan mereka tidak bisa melihat,” ujar sumber tersebut.
“Jabhah Nushrah mengambil keuntungan dari situasi itu dan mengambil alih sebagian besar bandara.”
Sumber menambahkan bahwa tidak semua pasukan rezim ditarik dari bandara dan bentrokan masih terus berlangsung.
Jabhah Nushrah adalah bagian dari aliansi Mujahidin Jaisyul Fath, sebuah koalisi faksi-faksi Mujahidin yang menguasai kota Idlib pada bulan Maret lalu.
Kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan sebagian besar pangkalan udara telah dikuasai oleh Jabhah Nushrah pada Rabu (9/9), termasuk pusat komando.
Obai Shahbandar, seorang pengamat militer mengatakan kepada Al Jazeera bahwa hilangnya basis tersebut merupakan pukulan telak bagi rezim Suriah.
“Strategi ‘pemberontak’ nampaknya untuk mengelilingi pasukan rezim Assad dan memaksa mereka untuk mundur, ini pasti memalukan bagi militer dan politik Bashar Al-Assad,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.com)