MOGADISHU (Arrahmah.com) – Pemerintah munafik Somalia telah mengerahkan sekitar 600 tentaranya termasuk di dalamnya tentara Uni Afrika ke wilayah selatan Somalia, dimana bandara-bandara dan pelabuhan di sana berada di bawah kontrol mujahidin Al-Shabaab.
Pemerintah Somalia berusaha memenuhi statemennya beberapa hari lalu yang mengatakan akan memblokade bandara dan pelabuhan di wilayah selatan dan pusat Somalia yang berada di bawah kontrol mujahidin. Mereka khawatir gelombang bantuan pejuang asing akan semakin banyak yang datang dan memenuhi Somalia.
Beberapa warga sipil terlihat melarikan diri dari daerah tersebut, wilayah yang sebelumnya menjadi wilayah teraman di Somalia dan menjadi tempat berlindung puluhan ribu sipil yang melarikan diri dari kota-kota asal mereka. Wilayah-wilayah di selatan dan pusat Somalia yang berada di bawah kontrol mujahidin menjadi wilayah teraman, sebagian sipil mengungsi ke wilayah ini setelah tempat asalnya menjadi target operasi militer tentara pemerintah.
Presiden munafikin Sharif Ahmed telah memerintahkan para tentara tersebut untuk melancarkan operasi militer menghabisi para militan yang didukung oleh pejuang-pejuang asing (mujahidin dari luar negeri-red).
Ia mengatakan, Al-Shabaab merupakan kelompok yang memiliki hubungan dengan jaringan Al-Qaeda, telah mendatangkan para pejuang asing ke negerinya dan memimpin pertempuran-pertempuran di jalan-jalan di Somalia.
Ia melanjutkan, Al-Shabaab adalah kelompok Islam garis keras yang ingin memaksakan sebuah hukum Islam versi “keras” dan berusaha mengusir keluar sekitar 4.300 tentara Uni Afrika dari Somalia.
Entah hukum Islam “versi keras” seperti apa yang dimaksud pemimpin munafik ini, apakah ada hukum Islam versi lunak? Selama ini memang Sharif Ahmed berusaha membujuk Al-Shabaab dan mengatakan negara Somalia akan menerapkan syariat Islam dalam sistem pemerintahannya. Tapi syariat Islam yang ia maksud adalah syariat Islam yang bercampur dengan aturan buatan manusia (demokrasi) dan Al-Shabaab sangat menentang hal ini. Para mujahidin tersebut hanya menginginkan diterapkannya syariat Islam murni, sesuai Al-Qur’an dan Sunnah. (haninmazaya/arrahmah.com)