KABUL (Arrahmah.com) – PBB menyebutkan, 50 dari 370 distrik di Afghanistan telah jatuh ke tangan pejuang Taliban sejak Mei, saat dilanjutkannya penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Takluknya puluhan distrik ini disertai ratusan tentara Afghanistan yang ikut menyerahkan diri ke Taliban.
“Kemajuan Taliban baru-baru ini bahkan lebih signifikan dan merupakan hasil dari kampanye militer yang intensif. Sekitar 50 dari 370 distrik Afghanistan telah jatuh sejak awal Mei,” kata Utusan khusus PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (22/6/2021).
“Sebagian besar distrik telah diambil di sekitar ibu kota provinsi, menunjukkan bahwa Taliban memosisikan diri mereka untuk mencoba dan mengambil ibu kota ini setelah pasukan asing ditarik sepenuhnya,” lanjut Lyons, seperti dilansir CNN pada Selasa (22/6).
Berita itu muncul ketika sebuah perusahaan listrik lokal mengatakan kepada media pada Selasa (22/6) bahwa bentrokan kekerasan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban telah merusak infrastruktur listrik utama. Hal itu menyebabkan pemadaman listrik di 11 provinsi termasuk Kabul.
Selama 24 jam terakhir, pejuang Taliban telah menguasai beberapa distrik di Provinsi Kunduz dan perbatasan penting dengan Tajikistan, menurut seorang Rabani Rabani, anggota dewan Provinsi Kunduz.
Distrik tersebut termasuk Chahar Dara, Khan Abad, Imam Sahib, dan Shirkhan Bandar, titik persimpangan dengan Tajikistan, kata Rabani.
Salah satunya, distrik Chahar Dara, jatuh tanpa perlawanan untuk mencegah korban warga sipil, tambah Rabani.
Selama akhir pekan, Taliban mengatakan telah menyerbu pangkalan Angkatan Darat Afghanistan di Provinsi Balkh di utara negara itu.
Sebuah video propaganda Taliban menunjukkan kelompok gerilyawan di dalam pangkalan militer menyita kendaraan dan senjata militer.
Mereka mengatakan dalam video lain bahwa mereka telah menguasai Humvee milik Tentara Nasional Afghanistan di Provinsi Takhar, di timur laut.
Kelompok itu juga mengatakan dalam video propaganda lain bahwa puluhan pasukan Afghanistan menyerah kepada Taliban di Provinsi Faryab di utara.
Pejabat keamanan Afghanistan tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal klaim ini kepada CNN, dan CNN tidak dapat memverifikasi keaslian video atau tanggal pembuatannya.
Pada April, Presiden Amerika Serikat AS (Joe Biden) secara resmi mengumumkan keputusannya untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika, menganggap konflik berkepanjangan dan sulit diselesaikan di Afghanistan tidak lagi sejalan dengan prioritas AAS.
Biden mengatakan, dia akan menarik pasukan AS dari Afghanistan sebelum 11 September, peringatan 20 tahun serangan teroris yang mengatalisasi perang melawan teror.
Biden berencana untuk bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah, Kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional negara itu, yang mengawasi tim negosiasi pemerintah.
“Amerika Serikat akan tetap terlibat secara mendalam dengan Pemerintah Afghanistan untuk memastikan negara itu tidak pernah lagi menjadi tempat yang aman bagi kelompok ‘teroris’ yang menjadi ancaman bagi tanah air AS,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, Senin (21/6). (hanoum/arrahmah.com)