KENDAL (Arrahmah.com) – Beberapa waktu lalu, Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah Darul Arqom Kendal menggelar hajatan bedah buku Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam. Pihak Ponpes menghadirkan langsung penulis buku Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi dari Jakarta. Dalam kesempatan itu turut hadir sebagai pembicara Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Temanggung, Taufiq Hartono.
Pizaro menjelaskan lahirnya buku ini adalah ikhtiar untuk membendung ekspansi Syiah di Indonesia. Salah satu cara Syiah meraih simpati adalah dengan menghembuskan retorika perlawanan terhadap Zionisme. Seakan-akan Iran adalah negara terdepan dalam melawan Yahudi.
“Anehnya, Iran justru menjadi negara dengan populasi Yahudi terbanyak kedua setelah Israel di Timur Tengah,” katanya di hadapan 500 santri dan santriwati Ponpes.
Dari awal berdirinya Republik Syiah Iran, Israel adalah negara yang berperan besar untuk mempertahankan eksistensi rezim Khomeini. Behrouz Souresrafil, dalam bukunya Khomeini and Israel mencatat Iran menghabiskan dana hingga 500 juta US Dollar guna membeli peralatan perang dari Israel sepanjang tahun 1980 hingga 1983. Pengamat politik Iran ini juga mengungkapkan pada tahun 1982, Iran telah menjual minyaknya ke Israel dengan diskon hingga 25 %.
Sepanjang pemerintahan Syah Pahlevi, lanjut Pizaro, Israel juga merekrut agen Savak untuk bekerja dengan dinas intelijen Mossad.
“Salah satu agen yang direkrut oleh Israel adalah Manucher Ghorbanifar, yang kemudian muncul baik sebagai tokoh kunci dalam operasi rahasia Iran-kontra yang melibatkan Presiden Ronald Reagen, George H.W Bush, Ayatollah Khomeini,” katanya.
Sedangkan ketua DDII Temanggung, Taufiq Hartono, mewanti-wanti bahaya Syiah di kalangan Pesantren. Dia mengaku resah dengan gerakan Syiah di Indonesia. Karena itu, Taufiq meminta pihak Ponpes menjaga akidah santri agar tidak termakan ajaran-ajaran kesesatan Syiah.
“Syiah harus diwaspadai, jangan sampai ajaran Syiah masuk ke kurikulum Pesantren,” himbaunya.
(azmuttaqin/arrahmah.com)