BUDAPEST (Arrahamh.com) – Ratusan pengungsi yang telah terjebak di Budapest selama beberapa hari sudah mulai berbaris keluar kota, dan mereka berjanji akan menuju Austria dengan berjalan kaki, sebagaimana dilansir oleh Al-Bawaba.
Membawa barang-barang mereka, mereka berangkat dari stasiun kereta api Keleti setelah pihak berwenang Hungaria mencekal mereka dari pemberangkatan kereta api di sebelah barat.
Mereka berjalan kaki melalui ibu kota Budapest berbaris sepanjang hampir setengah mil saat mereka mulai melakukan perjalanan sejauh 100 mil menuju perbatasan Austria.
Para pengungsi itu menolak mendaftar sebagai pengungsi di Hungaria, yang secara ekonomi tertekan dan pemerintah Hungaria cenderung mengembalikan mereka ke negara asal mereka ketimbang banyak negara-negara lainnya di Eropa Barat.
Seorang pria, (23), Osama Morzar, dari Aleppo, Suriah, sangat bertekad untuk tidak didaftarkan di Hungaria.
‘Pemerintah Hungaria sangat buruk,” kata Morzar. “PBB harus membantu.“
Kondisi menjadi nampak semakin kumuh di stasiun kereta api Budapest saat 3.000 orang tetap bertahan di situ saat mereka menunggu keputusan dari otoritas Hungaria tentang nasib mereka. Beberapa keluarga memasang tenda, dengan anak-anak kecil bermain di dekatnya.
Ratusan orang duduk di kereta api, beberapa diantara mereka memegang tiket yang telah mereka beli untuk tujuan Berlin atau Wina. Meskipun beberapa orang akhirnya mengalah dan menerima untuk didaftar di pusat suaka Hungaria, sedangkan sebagian yang lainnya bertekad untuk tidak didaftar.
“Situasi ini sangat buruk,” kata Adnan Shanan, (35), dari Latakia, Suriah. “Kami memiliki begitu banyak orang sakit di kereta. Kami memiliki ibu hamil, tidak ada makanan, tidak ada air.
“Kami tidak perlu tinggal di sini lebih dari satu hari lagi. kami perlu pindah ke Munich, atau ke tempat lain. Kami tidak bisa tinggal di sini. Kami tidak bisa menunggu sampai besok. Kami perlu keputusan hari ini, sekarang. “
Mereka mulai meneriakkan kata “Jerman! Jerman!”, tujuan yang mereka maksudkan setelah melalui perjalanan berbahaya sejauh ratusan mil.
Yang lainnya mengacungkan plakat yang bertuliskan “SOS”‘ dan “Tolong!” Sementara plakat yang lain dipegang oleh seorang anak bertuliskan: “Aku harus pergi ke Jerman untuk hidup.”
Sementara itu, sekitar 300 orang lainnya berhasil lolos dari sebuah kamp pengungsi di Roskze, di perbatasan Serbia, dan berlari menuju jalan tol dalam upaya mereka untuk mencapai Austria yang berjarak ratusan mil.
Para pejabat mengatakan bahwa para pengungsi itu melarikan diri dalam dua kelompok sekitar pukul 09:30 waktu setempat. Polisi telah mengambil “langkah yang diperlukan” untuk menahan mereka.
Para pengungsi yang melarikan diri itu datang saat Perdana Menteri Hungaria memperingatkan bahwa masuknya pendatang Muslim bisa mengancam “akar Kristen” dan akan menyebabkan Eropa menjadi “minoritas di benua mereka sendiri”.
Viktor Orban menggambarkan bahwa gelombang pengungsi ini sebagai “tak berujung” dan memperingatkan bahwa “puluhan juta lagi akan datang jika Uni Eropa tidak melindungi perbatasannya.”
(ameera/arrahmah.com)