QAMISHLI (Arrahmah.id) — Menyusul pembunuhan yang dituduhkan pada kelompok perlawanan Suriah Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki pada malam Newroz di Jindires di barat laut Suriah, 155 organisasi Suriah menandatangani pernyataan, mengecam kejahatan itu (25/3/2023).
Dilansir North Press Agency (26/3), ratusan organisasi itu menandatangani petisi agar seluruh anggota SNA angkat kaki dari Jindires, khususnya kelompok Ahrar al Sharqiya.
Mereka menuduh bahwa pelaku dari Ahrar al Sharqiya membunuh 4 warga sipil Kurdi yang tidak bersenjata ketika menyalakan api pada perayaan warga Kurdi, Newroz (20/3)
Pernyataan itu menambahkan bahwa 155 organisasi menyerukan “semua penduduk di Afrin, baik penduduk asli maupun pengungsi, untuk bersinergi melawan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh kelompok bersenjata SNA dan mendesak mereka untuk menolak upaya menciptakan keretakan antara komunitas lokal di Suriah.”
Disebutkan bahwa serangan ini bukan yang pertama terjadi di wilayah yang diduduki Turki di Afrin, Sere Kaniye (Ras al-Ain), dan Tel Abyad.
“Beberapa organisasi independen lokal dan internasional serta komisi PBB telah mendokumentasikan pola pelanggaran HAM yang berulang dan sistematis,” bunyi pernyataan itu.
Kejahatan tersebut terjadi pada saat Jindires, daerah yang paling terkena dampak di Suriah akibat bencana gempa 6 Februari, menghadapi tantangan dalam penyembuhan dari dampak gempa.
Afrin, termasuk Jindires, telah berada di bawah pendudukan pasukan Turki dan faksi SNA afiliasi mereka sejak Maret 2018 menyusul kemenangan operasi militer “Cabang Zaitun” yang mengusir milisi Kurdi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dari sana. (hanoum/arrahmah.id)