GIZA (Arrahmah.com) – Aksi unjuk rasa pecah di seluruh Mesir pada Senin (25/4/2016) menyusul seruan protes dari kelompok-kelompok anti-rezim dengan ratusan orang termasuk beberapa wartawan ditangkap, lansir Middle East Eye.
Pasukan keamanan rezim Mesir menggunakan gas air mata untuk membubarkan aksi protes yang dihadiri oleh demonstran anti-rezim yang berkumpul di alun-alun Al-Mesaha, sebuah distrik di kota Giza setelah lokasi awal dari aksi demonstrasi tersebut diblokir.
Para pendemo meneriakkan “pergi pergi pergi!” dan “Ganyang pemerintahan militer!” yang ditujukan untuk rezim Mesir yang dipimpin oleh Abdel Fattah Al-Sisi yang merebut kekuasaan dalam kudeta militer pada Juli 2013 dengan menggulingkan Muhammad Mursi.
Puluhan orang ditangkap dalam aksi protes tersebut, sekitar 10 menit setelah protes dimulai. Di antara mereka yang ditahan adalah seorang jurnalis Jenna Le Bras, seorang kontributor untuk situs Middle East Eye berbahasa Perancis.
Le Bras mengatakan bahwa dia dan yang lainnya dibawa ke kantor polisi Dokki namun dia bisa pergi. Wartawan lainnya yang ditangkap bersama dengan dirinya juga dibebaskan beberapa jam kemudian, ujarnya di Twitter.
“Mereka menangkap begitu banyak,” ujar sumber yang tidak ingin disebutkan namanya kepada MEE, menunjukkan bahwa lebih dari seratus orang telah ditangkap.
“Mereka mengepung demonstran dari segala sisi.
“Sekarang ada penangkapan sewenang-wenang,” ujar saksi mata lain yang diwawancarai oleh MEE.
Sumber menambahkan bahwa polisi menangkap orang-orang di toko-toko dan di dalam Masjid dan sekarang mereka mengepung partai Karama, mengacu pada markas besar partai politik sayap kiri yang berbasis di Dokki.
Menurut Freedom for the Brave, 168 orang ditangkap setelah pasukan keamanan membubarkan protes di Giza. (haninmazaya/arrahmah.com)