JAKARTA (Arrahmah.id) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 700 orang mengungsi akibat gempa magnitudo 5,2 mengguncang Jayapura, Papua, Kamis (9/2/2023).
“BPBD Jayapura bersama Pemprov Papua telah mendirikan tenda darurat. Kami juga menyediakan lokasi pengungsian, dapur umum dan memberikan dukungan dasar bagi para pengungsi,” tulis keterangan BNPB, Kamis (9/2/2023).
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB merinci, 50 jiwa mengungsi di Entrop Kompleks CV Thomas. Lalu, ada 50 jiwa di Bank BTN Kota Jayapura, 200 jiwa di Kristus Raja Dok V, dan 400 jiwa di Bhayangkara I.
Sementara itu, untuk kerugian material menurut perkembangan pendataan pada pukul 18.17 WIB meliputi dua rumah rusak sedang, tiga rumah rusak berat. Ada satu ruko cafetaria Cirita roboh kemudian tenggelam, tiga gedung terdampak, RSUD Kota Jayapura rusak.
Satu masjid, dua gereja dan sebuah hotel turut terdampak. BNPB menambahkan, kebutuhan mendesak saat ini berupa tenda darurat dan genset untuk listrik.
Kapolresta Jayapura Kota Kombes Victor Mackbon mengatakan, korban meninggal akibat tertimbun sebuah bangunan semi permanen. Bangunan tersebut difungsikan sebagai rumah makan.
“Pascabencana alam gempa bumi 5,4 SR yang terjadi siang ini di Kota Jayapura memakan korban nyawa hingga empat orang. Kejadian tersebut terjadi di salah satu Cafe di Ruko Permai Dok II karena rumah makannya ambruk ke laut,” ujar Kombes Victor Mackbon melalui keterangan tertulis, Kamis (9/2/2023).
Sebelumnya, Gempa bumi bermagnitudo 5,2 mengguncang Kota Jayapura, Papua, pada Kamis (9/2/2023) pukul 15.28 WIT. Gempa itu memiliki kedalaman 10 km dan titiknya terjadi di 2.60 lintang selatan dan 140.66 bujur timur yang berpusat di darat.
BMKG menjelaskan, penyebab gempa di Jayapura ini disebabkan karena aktivitas sesar aktif. Pusatnya yang sangat dangkal mengakibatkan guncangan yang sangat besar.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser,” kata Kepala BMKG Dwikorita, dalam jumpa pers, Kamis, (9/2/2023).
(ameera/arrahmah.id)