BISHKEK (Arrahmah.com) – Ratusan aktivis berkumpul di pusat ibukota Kirgistan untuk memprotes jumlah migran Cina di Kirgistan, lansir RFERL.
Selama demonstrasi pada Kamis (17/1/2019) di Bishkek, para peserta mendesak pihak berwenang untuk mengembalikan migran ilegal Cina kembali ke negara mereka dan berhenti memberikan kewarganegaraan kepada mereka.
Para demonstran juga menyatakan dukungan untuk etnis Kirgistan yang dianiaya di kamp-kamp pendidikan ulang di provinsi Xinjiang, Cina barat laut.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Almaz Imangaziev bertemu dengan para demonstran dan mengklaim kepada mereka bahwa semua migran dari Cina tinggal dan bekerja di Kirgizstan secara legal.
Namun, para demonstran tidak setuju dan mengatakan bahwa semua bisnis Cina di negara Asia Tengah harus diperiksa dalam upaya menemukan imigran ilegal.
Menyusul protes serupa di Bishkek dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Sooronbai Jeenbekov pada 11 Januari memperingatkan bahwa “mereka yang berusaha mengganggu kemitraan Kirgistan-Cina” akan menghadapi tuntutan hukum.
PBB mengatakan pada Agustus bahwa sekitar 1 juta Muslim dari Xinjiang ditahan di “pusat kontra-terorisme.”
PBB juga mengatakan jutaan lainnya telah dipaksa masuk ke kamp pendidikan ulang.
Cina menyangkal bahwa fasilitas tersebut adalah kamp interniran.
Uighur adalah komunitas asli terbesar di Xinjiang, diikuti oleh Kazakh, dan wilayah ini juga merupakan rumah bagi etnik Kirgistan, Tajik, dan Hui, yang juga dikenal sebagai Dungans.
Han, etnis terbesar Cina, adalah komunitas terbesar kedua di Xinjiang.
(fath/arrahmah.com)