NIGER (Arrahmah.id) — Ratusan militan Islam yang mengendarai sepeda motor menyerang pangkalan militer sebuah kota di barat daya Niger, tak kurang 12 tentara, kata kementerian pertahanan Niger.
Dilansir BBC (29/9/2023), tujuh tentara tewas dalam pertempuran, sementara lima lainnya tewas setelah luka-luka pasca serangan tersebut.
Menteri Pertahanan mengatakan lebih dari 100 militan tewas dalam serangan balasan.
Serangan jihadis terhadap tentara meningkat sejak militer merebut kekuasaan pada bulan Juli.
Tentara mengatakan mereka melakukan kudeta agar bisa melawan militan dengan lebih baik, beberapa di antara kelompok militan itu terkait dengan al Qaeda dan kelompok Islamic State (ISIS).
Laporan mengatakan tentara dari seluruh negeri telah dipanggil kembali ke ibu kota, Niamey, untuk menjaga para pemimpin kudeta, sehingga menyebabkan banyak wilayah rentan terhadap serangan militan.
Setidaknya 17 tentara tewas bulan lalu dalam serangan lain di dekat perbatasan dengan Burkina Faso. Ini adalah serangan paling mematikan yang diketahui di negara ini sejak kudeta.
Menteri Pertahanan Niger Salifou Mody mengatakan serangan hari Kamis itu dilakukan oleh “ratusan teroris yang mengendarai sepeda motor” di kota Kandadji.
“Operasi pencarian dan penyisiran kini sedang dilakukan untuk melacak musuh,” kata menteri.
Masih belum jelas siapa dalang di balik serangan tersebut.
Awal bulan ini, Niger sepakat dengan negara tetangganya, Burkina Faso dan Mali, untuk membuat pakta pertahanan guna saling mendukung melawan pemberontakan bersenjata atau agresi eksternal.
AS memiliki lebih dari 1.000 tentara di Niger meski mereka belum diminta untuk pergi.
Kepergian pasukan asing dan PBB di Mali juga diikuti oleh peningkatan kekerasan baik yang dilakukan oleh pemberontak Islam maupun kelompok pemberontak. (hanoum/arrahmah.id)