JAKARTA (Arrahmah.id) – Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI, menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Cipta Kerja dan penundaan Pemilu 2024, pada Senin (20/3).
Setidaknya ada 15 kampus yakni UI, UIN Jakarta, Trisakti, UPN, Yarsi, Esa Unggul, Paramadina bahkan dari UNPAD Bandung dan BEM lainnya.
Dalam unjuk rasa itu, para mahasiswa turut membawa spanduk besar bergambar Presiden Joko Widodo tengah menutup mata. Oleh para mahasiswa gambar presiden itu disertai dengan tulisan “Tolak Perppu Cipta Kerja dan Tolak Penundaan Pemilu 2024”
Ketua dewan mahasiswa UIN Jakarta, Muhammad Abid Al Akbar mengatakan UU Omnibus Law merugikan tidak hanya kaum buruh melainkan juga mahasiswa yang nantinya juga akan menjadi pekerja bahkan orang tua para mahasiswa.
“Semua rakyat dirugikan oleh UU Ciptaker ini. Subtansi dari UU Ciptaker ini hanya menguntungkan oligarki dan pengusaha,” kata Abid di depan gedung DPR.
Sementara itu, Ketua BEM UI Melki Sedek Huang, menegaskan bahwa saat ini ia tidakpercaya kepada pemerintah, legislatif dan yudikatif. Pasalnya, kebijkan, produk hukum dan keputusan-keputusannya merugikan rakyat.
“Jadi yang bisa kita percaya adalah suara lantang untuk terus melawan dan tangan kiri yang dikepal untuk melawan,” tegas Melki dalam orasinya.
Selanjutnya menurut Melki di dalam negara hukum ini janganlah memakai hukum untuk melanggengkan kekuasaan dan jangan memakai kekuasaan untuk mengubah hukum seenaknya.
Dari berbagai pimpinan mahasiswa yang hadir sepakat bahwa aksi dalam skala besar akan terus dilakukan tidak hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia dengan agenda cabut UU Ciptaker dan tolak penundaan pemilu.
(ameera/arrahmah.id)